Parung – bogoronline.com – Tingginya peredaran uang dan banyaknya penikmat hiburan malam membuat sejumlah pemilik modal berupaya mendirikan bisnis ini. Kabupaten Bogor sendiri, khususnya di wilayah Kemang – Parung, bisnis yang mengandalkan musik hidup dengan wanita-wanita cantik sebagai penghiburnya tak pernah hilang, walau setiap saat ditindak Satuan Polisi Pamong Praja.
Tindakan tegas aparat penegak perda itu dimulai dari penyegelan hingga merobohkan bangunan, seperti yang dilakukan terhadap puluhan bangunan THM yang berada di Kecamata Kemang dan Cileungsi satu pekan jelangnya tiba Ramadhan.
“Langkah tegas Sat Pol PP yang merobohkan bangunan THM di Kemang dan Cileungsi, kita apresiasi, karena keberadaan THM itu sangat merugikan citra dua wilayah tersebut,” kata Ketua MUI Kabupaten Bogor Mukri Adji, kepada wartawan baru-baru ini.
Namun sayangnya, langkah tegas Sat Pol PP, sepertinya tak berarti atau tak membuat jera para pemilik THM, pasalnya usai Idul Fitri, bangunan yang tadinya dirobohkan dan diratakan dengan tanah, sekarang kembali dibangun.
“Kita sangat menyayangkan berdirinya kembali THM di lokasi sayang sebelumnya dirobohkan Sat Pol PP. makanya kita minta Bupati Nurhayanti, memerintahkan kembali Sat Pol PP, agar mereka menindak THM yang berdiri lagi,” tegasnya.
Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Satuan Polisi Pamong Praja Asnan mengaku telah menerima laporan dari Unit Polisi Pamong Praja Kecamatan Kemang, jika bangunan THM yang dirobohkan, sepekan jelang Ramadhan telah dibangun lagi oleh pemiliknya.
“Kita sudah layangkan surat teguran kepada 1o pemilik bangunan, agar menghentikan semua aktivitas pembangunan. Nah, bila membandel, kita akan bersikap tegas dengan membongkar kembali bangunan-bangunan tersebut,” katanya.
Untuk bangunan THM yang masih berdiri dan beroperasi sampai sekarang Asnan memastikan semuanya akan dibongkar. “Saat ini, kami sedang menunggu surat pelimpahan atau perintah bongkar dari Dinas Tata Bangunan dan Pemukiman,” ujarnya. (zah)
