Peduli Anak Jalanan, Atty Dirikan Rumah Singgah BCA 

Bogor – bogorOnline.com
Masih minimnya perhatian dari pemerintah dalam memberikan bimbingan dan edukasi kepada anak jalanan (anjal) secara kasat mata dapat kita ketahui dengan mudah, hal tersebut menumbuhkan empati serta keprihatinan bagi yang melihatnya, seperti yang di lakukan oleh anggota DPRD Kota Bogor Fraksi PDI Perjuangan, Atty Somaddikarya, dirinya merasa terpanggil sehingga tumbuh rasa kepedulian untuk dapat membantu mereka para anak jalanan. Dengan mengucap Bismillah, saya mantapkan diri untuk mendirikan rumah singgah yang diberi nama Rumah Singgah Baraya Ceu Atty (BCA) di Babakan Peundeuy, Kecamatan Bogor Tengah.
“Biar bagaimanapun anjal mempunyai hak untuk dapat mendapat pendidikan yang layak, sehingga kehidupan mereka bisa lebih baik lagi ke depannya dan tak lagi dipandang sebelah mata,” ujar Atty kepada wartawan, Kamis (16/2/17).
Atty melanjutkan, minimnya edukasi kepada anjal merupakan potret buruk bagi dunia pendidikan di Indonesia, dimana tidak semua warga negara dapat mengenyam pendidikan yang layak, padahal, pendidikan itu sudah menjadi hak serta kewajiban mereka yang masih di usia sekolah.
“Rumah singgah ini dibuat sebagai salahsatu langkah untuk memperbaiki kehidupan mereka kedepan nya,” tandasnya.
Sementara itu, Pembina Rumah Singgah BCA, M Irfan Noor menuturkan, ada puluhan anak jalanan di kawasan Bogor Tengah yang mengikuti kelas di tempat tersebut. Selain diajar membaca dan menulis, para anjal juga dibekali berbagai keterampilan lain nya.
 “Baca tulis, menghitung sudah pasti. Selain itu, kami pun memberikan mereka kemampuan untuk mengayam dan mendaur ulang barang bekas menjadi kerajinan yang layak jual, seperti asbak, tempat lampu, tas, dan sebagainya,” katanya.
Rumah Singgah BCA sendiri sedikitnya memiliki 10 relawan pengajar, lima di antaranya merupakan mahasiswa dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
“Jadi para relawan memberi materi pelajaran kepada anjal setiap Rabu, mereka mengajar tanpa diberi upah,” ungkapnya.
Menurutnya, memberikan materi pelajaran kepada mereka harus dibarengi dengan kesabaran, sebab mayoritas anjal memiliki sifat sensitif.
“Jadi kalau gurunya galak, mereka nggak mau diajar lagi dengan pengajar itu. Atau besok-besok nggak datang lagi. Mungkin karena kerasnya kehidupan jalanan. Kadang-kadang kalau lagi belajar mereka juga curhat sambil nangis soal masalah keluarganya,” ucapnya.
Irfan menambahkan, anjal yang kerap datang ke rumah singgah merupakan warga asli Bogor, yang lari dari rumah karena beragam alasan.
“Banyak orang dari kabupaten Bogor dan sekitar Pasar Bogor. Mereka ada yang ke jalan karena faktor ekonomi, atau ada juga yang ingin hidup tanpa aturan. Kami juga mengingatkan mereka bahaya dari pengunaan narkoba serta seks bebas,” pungkasnya. (RzB).
ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

1 comment