JALAN PASAR PARUNG KEMBALI DIPADATI PKL

beranda, Bogor Utara1.2K views

PARUNG – Pedagang kaki lima di Pasar Parung kembali berjualan dan memenuhi bahu jalan pasar tradisional terbesar di wilayah utara Kabupaten Bogor tersebut. Akibatnya ruas jalan di sekitar Pasar Parung kembali macet total sehingga sulit bergerak bagi para pengguna kendaraan bahkan pengguna jalan. Dampak kemacetan tersebut, sampai saat ini belum ada solusi dari para pemangku kebijakan di bumi tegar beriman. “Adanya PKL sudah lama terjadi dan tidak bisa di pungkiri. Hal ini akibat pedagang kecil kalah bersaing dengan mall yang ada di Parung,” ujar WE. Swandana, pengamat sosial bisnis dan ekonomi kepada wartawan, Kamis (23/11/2017).

Swandana menambahkan, menjamurnya PKL biasanya juga dipicu akibat sepinya pasar modern yang dibangun pemerintah setempat. “Makanya BUMD Pasar Tohaga harus segera memberikan solusi terkait persoalan PKL ini. Karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin jumlah mereka akan terus bertambah. Lalu dampak kemacetan semakin parah dan warga pengguna jalan semakin dirugikan.” tutur pria yang tinggal di Kecamatan Parung dan bekerja sebagai dosen di salah satu sekolah tinggi di Tanggerang tersebut.

Dia melanjutkan, kenyamanan bagi para pejalan kaki dan pengendara kendaraan serta para pembeli yang berbelanja di pasar Parung adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Karena jika kemacetan terus terjadi dan tanpa ada solusi, dipastikan para pembeli akan segan untuk datang dan belanja ke pasar Parung. “Kenyamanan para pembeli itu sangat penting. Supaya perputaran roda ekonomi warga terus berjalan. Tapi kalau begini terus, tidak akan berkembang. Jika tidak ada penataan dari pasar, ya artinya membiarkan kondisi pasar makin semrawut.” Tandas WE. Swandana.

Sementara Andi seorang PKL yang ada di pasar Parung, saat ditanya oleh wartawan tentang alasannya m, mengaku terpaksa menggelar dagangan dijalan, karena berjualan di kios Pasar milik PD Tohaga selalu sepi pembeli. Jadi menurutnya, lebih baik berjualan di bahu jalan karena dipastikan lebih ramai pembeli. “Kami kan cari uang, terus kalau sepi pembeli buat apa? Cicilan kios (Pasar Parung-red) tetap harus dibayar tiap bulan. Jadi terpaksa saya gelar dagangan di sini. Ya meskipun saya tahu ini jadi penyebab kemacetan.” pungkasnya. (Mul)

 

ARTIKEL REKOMENDASI