BOGOR – Anggota Komisi IX DPR RI dapil V Jawa Barat, Nurmansyah Tanjung meminta pemerintah Kabupaten Bogor dan Provinsi Jawa Barat meningkatkan perhatian terhadap masalah kesehatan di wilayah Bogor bagian Barat. Menurut dia, saat ini layanan kesehatan di Barat Kabupaten Bogor masih sangat kurang.
“Dari hasil sidak yang kami lakukan di RSUD Leuwiliang tingkat kematian ibu dan anak masih sangat tinggi dan 35 persen bayi lahir dalam kondisi gizi buruk,” ujarnya. Sidak dilakukan pada Selasa (20/2).
Nurmansyah juga prihatin, karena RSUD Leuwiliang masih tipe C yang hanya punya 4 tempat tidur ICU. “Rasio dokter juga masih sangat tidak ideal, 1 dokter untuk 40 pasien,” katanya.
Nurmansyah mendukung rencana pihak rumah sakit untuk meningkatkan akreditasi dari RS tipe C ke RS tipe B. Karena itu, ia meminta agar pemerintah segera memenuhi sarana dan prasarana pendukungnya. “Masalah kesehatan ini harus jadi salah satu prioritas karena merupakan kebutuhan dasar bagi masyarakat,” katanya
Sementara itu, menurut keterangan dr. Esther dari RSUD Leuwiliang, saat ini jumlah dokter spesialis hanya ada 50 orang, dokter umum 20 orang, perawat kurang lebih 200. ICU cuma 4 tempat tidur. “Jalan masuk ke RSUD sedang dalam proses pelebaran, saat ini masih sempit,” ungkapnya.
Ia menambahkan, tingkat kematian ibu baru melahirkan sangat tinggi. Pihak RSUD, kata dia, telah berupaya melakukan program keluarga berencana. “Kampung KB ada di Cimonyet,” katanya.
Selain masalah jarak kelahiran, polusi yang disebabkan oleh pembakaran limbah accu juga menjadi faktor yang sangat mempengaruhi masalah kesehatan di Barat Kabupaten Bogor. “Di Jasinga dan Rumpin ada usaha pembakaran limbah accu, yang menghasilkan polusi B3 (karbon) yg berbahaya, permasalahan penanganan sampah yg kurang baik,” katanya. (*)