Bima Arya Pertimbangkan Wacana Tolak Wawancara Wartawan yang Belum Miliki Sertifikasi

bogorOnline.com

Walikota Bogor Bima Arya akan mempertimbangkan wacana terkait para pejabat publik bisa menolak diwawancarai oleh wartawan yang belum memiliki sertifikasi Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Peraturan tersebut hingga saat ini masih disiapkan oleh Dewan Pers dengan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat.

“Saya ingin minta masukan dulu dari teman-teman PWI dan para jurnalis. Sejauh mana itu bisa diterapkan. Saya khawatir kalau itu diterapkan sekarang, yang wawancara saya nanti hanya satu atau dua orang saja jangan-jangan,” ungkap Bima di sela Uji Kompetensi Wartawan (UKW) ke-25 di Hotel Ririn, Kota Bogor, Rabu (19/12/18).

Bima menambahkan, sebelum wacana itu diterapkan harus dilihat dulu kondisi di lapangan.

“Tapi ujungnya akan ke sana. Masalahnya, kita sudah siap atau belum? Kita berkomitmen dulu kesepakatan sama teman-teman wartawan. Itu mau diterapkan kapan, kalau teman-teman siap sekarang hayu (ayo, red), saya siap. Yang penting kesiapan teman-teman. Tapi ini semua arahnya akan ke sana, salah satunya dengan UKW ini,” jelas pria kelahiran Bogor, 17 Desember 1972 itu.

Menurut dia, semua kebijakan pasti dibuat untuk kebaikan semua. Namun, butuh proses mulai dari sosialisasi hingga eksekusinya.

“Sama politisi juga begitu. Semua perlu proses. Banyak politisi yang kemudian lebih baik. Saya melihat itu (belum miliki kompetensi) tidak menjadi titik akhir. Semua proses menjadi lebih baik. Wartawan juga begitu. Kalau hari ini belum profesional, dengan sistem yang profesional akan terbawa profesional,” tandasnya.

Di tempat yang sama, Ketua PWI Jawa Barat Hilman Hidayat mengatakan, saat ini insan pers sedang menghadapi masalah serius di dunia jurnalisme.

“Terutama di Indonesia soal kompetensi. Lama-lama wartawan yang tidak berkompetensi akan diganti dengan robot. Sekarang era 4.0,” ungkap Hilman.

Hilman juga menyayangkan masih banyak wartawan senior yang belum bisa menulis berita.

“Itu fakta di lapangan. Makanya Dewan Pers bilang kita harus balik lagi ke format awal bahwa profesi ini sebenarnya harus bisa memola, mencari, membuat, menyebarkan berita. Itu ada standarnya jelas dan ketat. Untuk itu, UKW diharapkan bisa mencetak wartawan yang profesional,” pungkasnya. (Pri/ted)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *