DALAM TIGA MINGGU, 135 KASUS DBD DARI 15 WILAYAH KECAMATAN

DINKES SIAGAKAN POSKO PELAYANAN KESEHATAN KHUSUS

CISEENG – bogorOnline.com

Wabah penyakit demam berdarah denggue ((DBD) saat ini mulai merambah Kabupaten Bogor. Dari catatan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, sejak awal hingga minggu ketiga Januari 2019, tercatat ada 135 laporan kasus penyakit DBD dari 15 kecamatan. Laporan terbanyak dari kasus DBD ini secara berurutan ada di Kecamatan Cibinong, Citeureup, Bojonggede, Cileungsi dan Gunungsindur.

Menyikapi hal ini, Dinkes Kabupaten Bogor langsung mengadakan berbagai kegiatan  penyuluhan, penanggulan dan pencegahan terhadap penyebaran penyakit DBD tersebut. Menurut dr. Agus Fauzi Kabid Pencegahan Pemberantasan Penyakit dan Kesehatan Lingkungan (P3KL), upaya Dinkes diantaranya membuat surat edaran yang ditandatangani Bupati Bogor tentang peningkatan sistem kewaspadaan dini (SKD) kepada seluruh Camat, Kades, Puskesmas, dan RS tentang penanggulangan DBD.

“Dinkes juga menugaskan semua  Petugas Kesehatan Masyarakat (PKM) untuk melakukan penyuluhan bersama Muspika dan Kades dan melaksanakan penggerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” ungkapnya.

Selain itu, sambung Kabid P3KL, apabila menemukan kasus DBD, seluruh tenaga kesehatan diperintahkan melakukan penyelidikan epidemiologi, kegiatan abatisasi dan fogging serta melaporkan kasus DBD secara rutin ke Dinkes Kabupaten Bogor.

“Kami juga telah membuat surat agar setiap pasien DBD segera ditangani sesuai ketentuan dan melaporkannya ke Dinkes. Selain itu, Dinkes juga membuka Posko DBD di semua Puskesmas,” paparnya.

dr. Agus Fauzi menjelaskan, sesuai ketentuan yang berlaku, semua pasien DBD bisa menggunakan BPJS, namun jika pasien DBD bukan peserta BPJS maka akan digunakan anggaran Jamkesda Kabupaten Bogor.

“Jadi kami himbau masyarakat agar tidak resah. Tingkatkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dan menjaga kebersihan lingkungan melalui gerakan PSN. Apabila ada yang sakit dengan gejala seperti DBD, segera membawa ke faskes terdekat (puskesmas/klinik-red),” himbaunya.

Masih kata dr. Agus Fauzi, Dinkes juga sudah mensosialisasikan dan memnghimbau kepada seluruh penyelenggara rumah sakit (RS), apabila ada pasien DBD yang dirujuk ke RS untuk segera mendapatkan pelayanan secara cepat. Terkait kabar adanya korban meninggal dunia akibat penyakit DBD, Kabid P3KL Dinkes ini menegaskan, bahwa hingga saat ini belum ada laporan resmi terkait hal tersebut.

“Sampai saat ini belum ada laporan resminya. Terkait kabar korban meninggal Kecamatan Kemang, itupun belum bisa dipastikan kronologis dan penyebab kematian akibat penyakit apa. Petugas PKM di sana hari ini sedang melakukan pengecekan,” Pungkasnya.

Sementara dr. Marlina Mafilinda Kepala UPT Puskesmas Ciseeng yang ditemui saat melakukan briefing dan sosialisasi pencegahan DBD mengatakan, dari Puskesmas Ciseeng hanya ada satu pasien DBD yang dirujuk ke RSUD Cibinong. Namun pasien tersebut sudah pulang karena telah sembuh setelah dirawat. Dia menambahkan, meski jumlah pasien yang berobat dengan keluhan gejala DBD cukup banyak, namun semua dapat ditangani di Puskesmas.

“Saat ini sudah ada ruang perawatan jadi cepat bisa tertangani. Kami juga sudah mengadakan rapat koordinasi dgn pihak kecamatan dan desa untuk melaksanakan 3M, menyebarkan abate serta fogging di beberapa tempat yg kasusnya agak tinggi,” Pungkasnya.(MUL)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *