BOJONGGEDE – bogorOnline.com
Sebuah organisasi non pemerintah (NGO) bernama Metamorfosis menggelar diskusi bersama dengan generasi muda dan kaum perempuan. Kegiatan yang bertajuk Training Media Sosial “Bijak Bermedia Sosial Sebagai Upaya Penguatan Masyarakat Untuk Menangkis Isu Hoax dan Ekstrimisme” tersebut berlangsung selama dua hari di SDI HM Asman RT 01/02, Jl. Raya Susukan, Desa Susukan, Kecamatan Bojong Gede, Sabtu-Ahad (21-22/9/2019).
Menurut Sofia, Direktur Metamorfosis, di zaman era teknologi dan informasi, Media Sosial (medsos) telah menjadi candu bagi masyarakat Indonesia dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat khususnya kalangan remaja.
“Medsos banyak menawarkan kemudahan membuat setiap orang betah berlama-lama dalam menggunakannya. Hal ini dapat memberikan pengaruh langsung baik positif maupun negatif,” ujar Sofia.
Sofia mengungkapkan, saat ini media sosial telah menjelma menjadi gaya hidup masyarakat dari kota hingga pelosok desa, dan pengguna aktif media sosial terbanyak adalah kelompok remaja.
“Media sosial, menjadi wadah bagi remaja untuk menuangkan kebebasan berekspresi, baik itu bentuk gambar ataupun pesan-pesan yang terkadang dari sumber yang belum diketahui kebenarannya,” ungkapnya.
Dipaparkan Sofia, berdasarkan data Hotsuit, dari total 265 juta penduduk Indonesia, 130 jta (49%) di antaranya adalah pengguna aktif sosial media. Namun ironisnya, sambung Sofia, pengguna media sosial di Indonesia memiliki kecenderungan untuk lebih suka terhadap konten negatif dibanding positif.
“Maraknya informasi Hoax, intoleransi dan tindakan radikalisme atas kelompok atau golongan tertentu, merupakan embrio tumbuhnya tindakan ekstrimisme dan terorisme,” katanya.
Celakanya, masih kata Sofia, banyak pengguna sosial media khususnya generasi muda yang kerap membagikan konten negatif tersebut ke ruang publik.
“Menghadapi situasi itu, kami dari lembaga Metamorfosis berkolaborasi dengan program yang didukung oleh Search for Commond Ground melakukan kampanye naratif alternatif atau kontra naratif, yang bertujuan mengurangi daya tarik ideologi ekstremisme kekeraasan melalui sosial media yang dapat diakses oleh seluruh masyarakat,” bebernya.
Dia menambahkan, kegiatan training media sosial tersebut dikerjasamakan dengan Karang Taruna dan Pemerintah Kecamatan Bojonggede. Sementara peserta training adalah generasi muda dan perempuan dari 8 desa yang ada di kecamatan tersebut.
“Hadir sebagai trainer yaitu Joanes Joko yang memaparkan tema Bijak Bermedia Sosial, lalu Ferusta Nova Adi Pratama berbicara tentang bagaimana membuat Meme dan Video juga memviralkan dan kerja di social media, dan Tursiah yang berbicara tentang bagaimana membuat konten berperspektif gender,” Pungkas Sofia (Mul)