Kota Bogor – bogorOnline.com
Cuaca panas terik terasa belakang ini di Kota Bogor yang berjuluk Kota Hujan. Beda jauh dengan dahulu yang memiliki hawa sejuk. Daya dukung lingkungan karena kekurangan pohon menjadi salah satu faktor tak bisa menanggulangi kondisi perubahan suhu udara panas.
Demikian hal itu dijelaskan inisiator Gerakan Tanam Pohon (GTP) Heri Cahyono di sela penanaman pohon ke 233 di Pamoyanan, Bogor Selatan, Kota Bogor pada Minggu 27 Oktober 2019. Kegiatan ini diikuti komunitas GTP, Polsek Bogor Selatan, RAPI, PMI dan masyarakat setempat.
Heri mengatakan, peningkatan cuaca panas yang diperkirakan berlangsung 10 hari terakhir bukan hanya dirasakan oleh masyarakat di Kota Bogor saja, tetapi seluruh Indonesia. Bahkan cuaca panas itu menimbulkan efek terhadap tubuh berkeringat hampir setiap hari sehingga menimbulkan dehidrasi.
“Kondisi itu tentunya sangat kontras terutama di Kota Bogor yang terkenal dengan kota sejuk. Dan salah satu cara untuk menanggulangi kejadian serupa adalah menggerakkan masyarakat untuk peduli menanam pohon,” ujar Heri.
Dirinya yakin dengan GTP yang diharapkan mampu mendorong masyarakat, juga aparat Pemerintah Kota Bogor yang terus menerus mendorong masyarakat untuk giat menanam pohon di lingkungannya masing-masing dapat menanggulangi kejadian seperti yang terjadi 10 hari terakhir kemarin.
“Jika masyarakat berkontribusi menaman pohon, lalu di setiap kanan kiri jalan ditanami juga berbagai macam pohon pelindung karena di beberapa ruas jalan tadi saya lalui terlihat masih banyak lahan kosong tentu ini bisa menanggulangi kejadian 10 hari terakhir kemarin,” ungkapnya.
Ruas jalan yang dimaksud Heri, seperti di kawasan Jalan Surya Kencana yang terdapat tiga pohon Ketapang Kencana. Padahal, kata dia, di kanan kiri trotoar diselingi dengan ditanami pohon-pohon besar setinggi enam meter bukan pohon yang kecil sehingga akan terlihat humanis, asri, juga indah.
“Begitu juga di Jalan Medeka. Di situ banyak ruko-ruko tapi tak satupun ada pohon. Kemudian dari Jalan Sukasari sampai Ciawi, Gunung Batu sampai Dramaga dan Jambu Dua sampai Kedung Halang. Itu tidak ada pohon-pohonnya,” imbuh anggota DPRD itu.
Politisi Golkar ini lanjut mengemukakan bahwa DPRD saat ini tengah membahas Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH). Ia ingin lahirnya regulasi ini nanti mampu mengikat masyarakat untuk memelihara dan merawat lingkungan hidup di sekitarnya. Selain itu, dapat meningkatkan RTH dimana Pemerintah Kota Bogor menyediakan RTH sebesar 30 persen dari luas wilayah 11.850 hektar.
“Kalau pemerintah menganggarkan untuk membeli pohon-pohon besar tentu akan menambah RTH dan mampu mencegah kondisi pemanasan di Kota Bogor ketika terjadi serangan perubahan iklim di dunia, seperti peningkatan suhu udara karena adanya hembusan angin panas dari Benua Australia, juga sinar matahari tertuju ke bumi tanpa ada tameng awan yang menangkalnya. Kan kalau ada pohon, ada penangkalnya sehingga bisa mengurangi hawa panas di Kota Bogor ini,” tukasnya. (HRS)