Ngabungbang Cimande, Budaya Peninggalan Leluhur di Tanah Legenda

Caringin – bogorOnline.com

Cimande bukan hanya wilayah yang terkenal dengan pencak silat dan urutnya, namun Cimande juga memiliki banyak budaya. Salah satu budaya yang turun temurun di pertahankan di desa yang terletak di kaki gunung gede Pangrango, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor itu, ialah Ngabungbang. Acara adat tersebut dikombinasikan dengan perayaan dalam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad atau maulid Nabi.

Ngabungbang adalah tradisi leluhur masyarakat Cimande yang rutin dilaksanakan setiap tanggal 12 Robiul Awal atau bulan Maulid. Ngabungbang berasal dari Bungbang yang artinya membuang atau membersihkan. Jika diartikan secara adat budaya Ngabungbang adalah mandi suci dengan niat menyatukan cipta, rasa dan karsa untuk membuang semua perilaku tidak baik lahir dan batin.

“Ngabungbang juga berbarengan dengan maulid nabi, kita ambil berkah dan sebisa mungkin mengikuti apa yang di ajarkan Nabi Muhammad,” ujar Tajudin Basith, ketua panitia Ngabungbang di Cimande, 9 November 2019.

Tajudin mengatakan tradisi adat budaya Ngabungbang Cimande, sampai saat ini masih rutin dilaksanakan oleh Masyarakat Cimande khususnya sebagai tuan rumah acara. Desa tetangga Lemah Duhur pun turut serta membantu dalam mensukseskan acara, karena setiap tamu atau muhibbin Cimande akan berbondong-bondong memadati sepanjang jalan 3 KM melewati dua desa tersebut.

“Para muhibbin datang dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari luar negri pun suka hadir,” jelas Tajudin.

Acara Ngabungbang Cimande, menurut Tajudin bukan sekedar adat budaya leluhur atau Kasepuhannya. Namun helaran acara bertujuan untuk bermunajat kepada Allah untuk memohon ampunan dan bertobat dari segala kesalahan yang telah diperbuat, karena acara dibarengkan dengan gelaran peringatan maulid nabi.

“Jadi bukan sekedar mempertahankan adat budaya saja, namun kami pun tetap menjujung tinggi baginda Nabi Muhammad dalam memperingati setiap tahun akan kelahirannya,” tandas Tajudin.

Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto, mengatakan helaran budaya Ngabungbang Cimande memang sangat perlu di pertahankan karena akan berdampak bagi generasi yang akan datang dalam pemahaman sejarah. Bahkan Rudy berharap Kabupaten Bogor memiliki pusat paradaban atau museum sejarah Sunda, salah satunya dengan mempertahankan budaya dan adat yang ada di wilayah pusat kerajaan Pajajaran di masa lalu.

“Kita ini terkenal sebagai wilayah kerajaan Pajajaran yang melegenda, tapi pusat atau museum pradaban sunda kok tidak ada,” ujar Rudy.

Kedepannya Rudy menyebut akan merekomendasikan ke Pemerintah Kabupaten Bogor untuk mendata, mengkaji dan mempersiapkan perencanaan pembangunan pusat pradaban sunda baik dalam kultur, budaya, adat dan lain sebagainya. Rudy mengklaim jika ini terealisasi, maka visi Bupati Bogor untuk The City of Tourisme akan laksana.

“Bisa di bayangkan para turis datang bukan lagi hanya ke puncak, tapi ke destinasi wisata lainnya dan salah satunya museum Sunda Pajajaran dan disinilah letak tanah legenda itu,” pungkas Rudy. (*/Nai)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *