Anggota DPR-RI Fraksi PDIP Menolak Keras Ekspor Ganja

BOGORONLINE.com, Kabupaten Bogor-Pernyataan Anggota DPR-RI Fraksi PKS, Rafli Kande atas usulannya menjadikan ganja sebagai komoditas ekspor, menjadi heboh di negeri ini. Berbagai tanggapan muncul dalam masyarakat, baik tokoh agama, tokoh pemuda maupun sesamanya wakil rakyat

Anggota Fraksi PDIP DPR RI Arteria Dahlan S.T, S.H dengan tegas mengatakan dalam kondisi apapun, pihaknya tidak akan pernah melegalkan ganja sebagai komunitas eksport. Pernyataan itu disampaikan usai melakukan penanaman pohon dalam rangka melestarikan Leuweung Pajajaran di Kampung Cimapag, Desa Buanajaya Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Bogor, Minggu (02/02/2020).

“Indonesia adalah negara yang mengedepankan hukum, yang kemudian juga menjaga nilai-nilai moral. Bahwa kami Fraksi PDIP dalam kondisi apapun tidak akan melegalkan ganja untuk diekspor. Ataupun diambil dalam bentuk kepentingan komersial, bahkan untuk kepentingan kesehatan sekalipun. Silahkan saja bangsa lain melakukan itu tapi tidak dengan Indonesia,” kata Arteria didampingi Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Muad Khalim dan Halim Johanes.

Anggota DPR RI dari Jatim VI ini melanjutkan, Indonesia sudah punya tekad bulat bagaimana perang terhadap narkoba, itu merupakan harga mati. Memberikan penguatan kepada TNI dan Polri, maupun kepada BNN untuk melakukan kegiatan sehebat-hebatnya dan sekuat-kuatnya untuk memberantas pengedaran dan penyalahgunaan barang haram itu.

“Bagi kami Fraksi PDIP tidak ada ruang negosiasi untuk ganja maupun dengan zat aditif lainnya seperti narkotika dan sejenisnya. Kami yakin betul itu hanya wacana teman-teman yang ada di Fraksi PKS,” lanjut Anggota Komisi III DPR RI ini..

Karena itu dirinya mengingatkan, bangsa ini sudah kaya, tidak harus menghalalkan segala macam cara dengan alasan untuk meningkatkan pendapatan negara. Sehingga harus mengekspor barang haram untuk meningkatkan pendapatan maupun hal-hal lain.

“Saya hanya mengingatkan, tolong dipertimbangkan kembali untuk melegalkan, bangsa ini tidak miskin amat. Kita bangsa yang punya adab, punya etika dan punya moral. Kita lebih memilih untuk tidak melakukan itu dari pada kita disibukkan untuk mendapatkan permasalahan baru terkait penyimpangan dengan ide-ide tersebut,” pungkasnya. (soeft)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *