BOGORONLINE.COM, CIBINONG – Pemerintah mesti merubah strategi menangani pandemi covid-19. Pembangunan berwawasan kesehatan harus lebih diutamakan. Pemerintah juga harus meningkatkan peran serta masyarakat mengkampanyekan perilaku hidup sehat. Tindakan yang didasari kepanikan tidak akan bisa memutus penyebaran virus.
Hal tersebut disampaikan oleh Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor, Achmad Zaenudin, drg. MARS, kepada bogoronline.com, Minggu (4/10/2020). Menurut dia, perkembangan kasus Covid akan sulit dihentikan dan menelan biaya yang sangat besar jika yang ditekankan hanya langkah pengobatan saja. sementara ketidakpatuhan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan membuat produksi covid terus terjadi.
“Di semua lapisan masyarakat ada kesan masa bodo, jadi produksi covid jalan terus, produksi stunting jalan terus, sementara produksi manusia berkualitas kurang berjalan,” ujarnya.
Menurut dia, saat ini langkah yang diambil dalam menangani pandemi terkesan sangat panik. Semua mengarah ke pengobatan atau kuratif. Awalnya bagaimana mengadakan rapid test dan APD, lanjut PCR dan ruang isolasi. “Semua panik kesana tapi satu hal lain agak terabaikan dari sisi pendanaan alias anggaran untuk pencegahan atau preventifnya di semua lini,” kata dia.
Penanganan pandemi Covid dengan kepanikan seperti itu, lanjutnya, hanya memboroskan anggaran. Harusnya strategi sudah mulai berubah, karena pengalaman delapan bulan menangani covid yang bersifat superfisial, hanya didiagnosanya saja sudah menghabiskan biaya ratusan trilyun rupiah.
“Harusnya digenjot masalah pencegahannya, support pendanaan strateginya, demi tumbuhnya peran serta aktif masyarakat, untuk menghasilkan generasi berkualitas yang tahan atas segala kondisi buruk,” katanya.
Yang terjadi saat ini, sambungnya, semua meminta agar pelayanan kesehatan harus sempurna. Masalah Covid harus dilayani, sementara pengadaan SDM untuk melayani tidak ada, hanya mengandalkan SDM yang ada. Padahal covidnya terus bertambah. Demikian juga dengan kasus stunting. Semua meminta agar pelayanan prima, sementara stop produksi stunting kurang fokus dilaksanakan. “Semua ribut masalah kuratifnya, tidak perduli biayanya sangat besar, tidak perduli dananya dari mana yang penting pelayanan harus bagus untuk Covid dan stunting serta penyakit menular lainnya,” kata dia.
dr. Zain meminta, agar strategi penanganan pandemi ke depan lebih mengedepankan pencegahan atau preventifnya. Sektor lain, kata dr. Zain, juga harus mendorong, mencontohkan dan menerapkan pembangunan yang berwawasan kesehatan di semua lini, pendidikan, pertanian, peternakan, industri dan sebagainya.
Kalau pendekatannya hanya pengobatan atau kuratif, kata dia, nanti yang senang pemberi modal alias peminjam modal, untuk modalin beli alat-alat untuk diagnosa dan obat. “Yang senang pemberi modal alias peminjam modal, untuk modalin beli barang-barangnya pemodal. Yang pasti pemodal keuntungannya berlipat, bisa untuk berikan modal lagi, tanpa ada perkembangan SDM yang berkualitas, dan tanpa peranserta aktif masyarakat terwujud,” tandasnya (*)





