Ini Jumlah SMA dan SMK di Jabar yang Mulai Gelar PTM Terbatas

Jawa Barat484 views

Bandung – Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat Dedi Supandi memantau langsung kesiapan SMKN 13 Kota Bandung dalam pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Dalam pengecekan  PTM terbatas ini, ternyata  hanya 25 persen siswa-siswi SMKN 13 Bandung yang masuk sekolah dan sisanya mengukuti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Setelah ke SMKN 13 Kota Bandung, Dedi langsung bergeser ke SMKN 9 Kota Bandung, yang letak ekolahnya memang tidak terlalu jauh, hanya beberapa meter dari SMKN 13 Kota Bandung.

Dia langsung melihat Edotel (Hotel di SMKN 9 Bandung). Lalu mengecek kesiapan hotel tersebut dan anak-anak yang sedang melaksanakan praktik. Sebagian siswanya merasa senang dan bangga. Karena, sekolah tersebut dikunjungi Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat.

Dedi mengatakan, sekolah di Jawa Baray yang masuk pada hari ini ada 1471 sekolah. Jumlah sekolah swasta di Jabar ada 4131, negeri ada 835 dan keseluruhan sekolah ada 4966 sekolah.

Kendati begitu, menurut pantauan dari Dinas Pendidikan  Jawa Barat ada beberapa teknik  atau sistem yang dilakukan di sekolah, pertama ada yang melakukan PTM dengan pola shift, tapi ada yang melakukan PTM dengan pola blok.

“Shif misalnya, mereka melakukan seperti di teman-teman SMA masuk jam 07.00 WIB, keluar jam 10.30, nanti setelah itu melakukan penyemprotan disinfektan, nanti yang shif siangnya jam 13.00 sudah disemprot yang shif siang,” kata Dedi kepada awak media, Rabu, (08/09/2021).

Terkait pengawasan yang dilakukan oleh pihak sekolah, kata Dedi, pihaknya sudah meny ampaikan ke sekolah. Kalau terjadi kasus di sekolah, ditangani segera oleh satuan pendidikan, laporkan dengan puskesmas setempat dan tangani, bila perlu dibawa ke rumah sakit dan sekolahnya di tutup sementara selama beberapa hari sesuai protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

“Terus kalau ada pemberlakuan dari pemerintah kabupaten kota yang sifatnya PPKM atau PPKM kedepan naik level lagi, maka hentikan sementara sesuai aturan di tanggal PPKM tersebut, tapi setelah selesai maka PTM bisa berlaku kembali,” sambungnya.

Terkait vaksinasi siswa, tutur Dedi, vaksinasi Covid-19 itu hanya cara mempercepat untuk melakukan PTM terbatas, tapi tidak menjadi sarat kalau yang PTM terbatas itu harus divaksinasi. Itu sambil berjalan paralel, nanti di sekolah pun vaksinasi tetap berjalan akan dilakukan sistem peduli lindungi.

“Vaksinasi Covid-19 kepada guru lebih banyak di menengah pertama daripada menengah atas, karena saat itu dibuatnya yang guru menengah atas belakangan. Jadi untuk persentase untuk guru pendidikan dievel menengah atas 68,80 persen. Tapi kalau total guru SMP, SD dan PAUD itu sudah di 82 persen,” tutur Dedi.

Ia menjelaskan bahwa hanya sekolah saat ini baru mencapai 28 persen untuk siswa-siswi SMA, untuk pelajar level SMP sudah mencapai 63 persen,  InsyaAllah di bulan September Oktober ini akan terus  naik jumlah pelajar yang tervaksinasi.

Menurut Dedi, pihaknya juga sudah menyampaikan ke setiap sekolah terkait syarat PTM terbatas. Pertama menyediakan, kedua layanan.

“Jadi PTM terbatas disiapkan, PJJ di siapkan, jadi layanan ini sudah siap dua-duanya. Kedua, orangtua diberikan hak pilihan buat anaknya apakah mau PTM terbatas atau PJJ, apabila pemberlakuan dari pemerintah kabupaten kota atau provinsi terkait level PPKM, maka harus tunduk dengan itu.  Selain itu ada daftar ceklis dari izin orangtua, sarana prasarana terus evaluasi pengawas, sebagainya termasuk kursi meja 1.5 meter itu dilakukan di daftar ceklis itu,” pungkas Dedi. (*)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *