Guru, sudah banyak definisi tersebar memaknai arti dari kata guru entah itu sebagai sebuah profesi atau jabatan atau kedudukan kita di masyarakat, namun saya tidak akan menjelaskan itu, saya akan lebih menjelaskan seberapa hebat arti guru untuk meluaskan hati manusia.
Setiap manusia di anugrahkan banyak kesempatan dan banyak pilihan, keduanya sangat menetukan arah dan tujuan setiap manusia, kemana dia akan bergerak dan seberapa jauh perjuangan mereka ketika berada di jalan tersebut adalah suatu proses untuk memperoleh suatu nilai, entah itu nilai dirinya dalam kehidupan atau nilai dirinya di hadapan Allah sang Haliq.
Saya sempat membaca sebuah kutipan dari William Jennings Bryan, seorang Pengacara dan politikus dari Amerika Serikat 1860-1925, iya berkata “Takdir bukanlah masalah kesempatan, itu adalah masalah pilihan; itu bukan hal yang harus menunggu, itu adalah hal yang harus dicapai.” Dari kutipan tersebut sy menyimpilkan bahwa takdir yang di maksud adalah Qadar, yaitu ketetapan Allah yang di tetapkan setelah penciptaan makhluk atau manusia itu sendiri, artinya ketetaoan tersebut bisa berubah dan bisa di rubah oleh kita melalui doa dan usaha.
Pesan saya kepasa guru yaitu, ketika kita di beri kepercayan untuk menjadi seorang pendidik secara langsung kita sudah berada dalam qadarallah, ketetapan tuhan. Bagaimana sebaiknya menyikapi ketetapan tersebut, sebaik baiknya sikap adalah bersyukur. Banyak sudut pandang saya ketika timbul pertanyaan kenapa kita harus bersyukur ketika menjadi seorang guru. 5 keutamaan menjadi seorang guru adalah diantaranya.
Memiliki sifat ‘iffah (memelihara diri dari minta-minta), yang dihargai dan dihormati kedudukannya oleh Allah.
Allah SWT memberi balasan untuk guru/pendidik yang mendidik dan mengajarkan kebaikan atau pelajaran yang bermanfaat, sama seperti orang-orang yang melakukannya.
Allah SWT, para Malaikat, penghuni langit dan bumi bersholawat (mendo’akan) para pendidik yang mengajarkan kebaikan.
Para guru dan pendidik senantiasa akan mendapatkan pahala dari Allah sebagai imbalan dari hasil pendidikan dan pembinaannya, meskipun dia sudah wafat.
Guru dan Pendidik adalah Da’i dan Muballigh, yang mendakwahkan dan menyampaikan ilmu Allah SWT, karena pada hakikatnya segenap ilmu baik dan berguna bagi manusia, adalah merupakan anugerah Allah kepada kita, untuk menunjang tugas dan fungsinya sebagai hamba Allah dan Khalifah fil Ardh.
Dari keutaman-keutamann tersebut saya rasa sudah lebih dari cukup untuk menjadi dasar dari keseriusan menjalani takdir sebagai guru. Mari menjadi guru dan jangan pernah bosan untuk menjadi guru baik.