Politik, BogorOnline.com – Artis sekaligus caleg DPR RI Anang Hermansyah dari PDI Perjuangan dapil Jawa Barat V Kabupaten Bogor, menyebut jika persoalan money politik yang kerap terjadi setiap perhelatan pesta demokrasi lima tahunan itu, harus di hilangkan sejak dini agar memunculkan pemimpin dan wakil rakyat yang amanah.
“Itu adalah bagian lisensi yang harus disampaikan oleh peserta pemilu, bahwa kita mencari pemimpin yang banyak baiknya,” ucap suami dari artis Ashanty itu saat kampanye di wilayah Desa Parakan, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Kamis (30/11/23).
Ia menerangkan, bahwa pemurnian dari pilihan di Pemilu yang bersih agar terhindar dari tindakan money politik dan black campaign, harus benar-benar dihentikan sejak saat ini, jangan terus menjadi budaya di kalangan masyarakat setiap pesta demokrasi digelar.
Menurutnya, pemilihan kemurnian yang dilakukan masyarakat Indonesia sebagai pemilih tanpa di dasari dengan harus adanya pemberian uang untuk memilih salah satu calon anggota legislatif, tidak akan melahirkan pemimpin yang amanah.
“Penyampaian ini harus terus bergulir terus di Indonesia, sekarang terjadi, nanti terjadi dan semua terjadi. Sama saja kita bicara baik dan buruk,” ungkapnya.
Lebih lanjut mertua YouTuber Atta Halilintar ini menuturkan, dengan adanya peristiwa dan isu yang setiap lima tahunan atau saat pemilu hendak digelar selalu didengungkan tersebut, tentunya akan berdampak buruk bagi masa depan bangsa Indonesia.
“Jadi itu hal ikhtiar yang harusnya dilakukan oleh setiap peserta atau kontestan Pemilu. Karena wajib bagi mereka (caleg) untuk menjadi bagian warga negara yang melahirkan pimpinan yang amanah dimasa depan,” tuturnya
“Itu isensi pemilih, karena pada saat hal itu dilukai maka secara tidak langsung kita juga melukai Republik yang sangat kita cintai ini. Artiannya, disaat Republik terluka, maka rakyatnya pun ikut terluka,” lanjutnya.
Lebih jauh ia memaparkan, pemahaman-pemahaman persepsi tersebut harus diselesaikan ke publik, bahwa konseptual harus dijelaskan oleh masing-masing calon anggota DPR RI, DPRD Provinsi, maupun DPRD tingkat Kota/Kabupaten, bahwa perbuatan demikian harus dijelaskan betapa rusaknya negeri ini apabila suara rakyat dapat dibeli oleh salah satu calon anggota parlemen.
“Suara memang haknya masing-masing rakyat, dan mengapa terjadi jual beli suara atau memilih salah satu caleg harus adanya pemberian uang terlebih dulu, itu aku simpulkan karena pemahaman konseptual pemilu tidak sampai langsung ke masyarakat. Selain itu, bahwa bagi para peserta pemilu pun tidak paragdimatik untuk menjelaskan tentang lisensi pemilu itu apa ke masing-masing masuarakat di dapilnya,” jelas Anang.
Anang melanjutkan, pihaknya meminta kepada para caleg di Indonesia, jangan terus membohongi masyarakat di masing-masing dapilnya, serta jangan juga merendahkan bahwa warga Indonesia tidak paham dan bodoh apa itu arti dari pesta demokrasi ini.
“Ini yang aku kira menjadi akut, kenapa kontestasi nanti tujuannya bahwa jual beli suara menjadi masalah yang biasa-biasa saja. Bukan dijadikan masalah yang esensi untuk pembangunan masa depan republik Indonesia ini, dan saya tegaskan bahwa rakyat lah yang memiliki ketentuan dalam menentukan kedaulatan negeri ini dilima tahun kedepan,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Dihari ketiga masa kampanye, caleg DPR-RI musikus Anang Hermansyah dari Dapil Jawa Barat V Kabupaten Bogor, berkeinginan melamar masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) nya secara langsung di wilayah Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Kamis (30/11/23).
Dalam kampanye kali ini, Anang Hermansyah didampingi oleh caleg DPRD Kabupaten Bogor Dapil VI, yakni Wawan Risdiawan partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.