Bogor, Bogoronline.com – Sesi tanya jawab sosialisasi program Makan Bergizi Gratis di Pondok Pesantren Al-Fityan, Kecamatan Cileungsi menguak dua fakta menarik yang ditanyakan masyarakat ke Dewan RI Achmad Ru’yat dan perwakilan Badan Gizi Nasional (BGN), Minggu (23/02/2025).
Pertanyaan pertama datang dari Dahono salah satu pegiat Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) di Kecamatan Cileungsi.
Dirinya menyatakan kesulitan mencari mitra supplier untuk bahan baku program MBG.
Sedangkan aspirasi kedua datang dari Siti Nurhayan yang menanyakan apakah sekolah swasta yang masuk kategori siswa-siswinya mampu berhak menerima program MBG atau tidak.
Soal kesulitan Bumdes, Achmad Ru’yat menyatakan solusi yang tepat untuk masalah supplier tersebut adalah memastikan Bumdes berkolaborasi dengan yayasan.
“Tentu filosofis daripada pengadaan makan bergizi gratis ini melibatkan partisipasi masyarakat dan dari Kementerian Keuangan, tadi berdasarkan penjelasan dari BGN itu akan bekerjasama dengan yang bersifat kelembagaan, yayasan sehingga diharapkan memang Bumdespun bekerjasama dengan yayasan berkolaborasi dan melibatkan tentu sumber-sumber pengadaan bahan baku baik telur, sayur, ikan itu di sekitar masyarakat dimana pemberian SPPG Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Dapur Umum untuk 3.000 siswa-siswi,” tukas Ru’yat.
Soal penerima program MBG bagi siswa-siswi swasta, Dr. Ermia Sofiyessi STP,M.Agr selaku Sesdeputi bidang sistem Tata Kelola Pemenuhan Gizi BGN menegaskan bahwa program Presiden Prabowo ini tidak pilih siapa penerimanya karena semua anak Indonesia berhak menerima makan bergizi gratis.
“Jadi 89,5 juta jiwa itu harus dipenuhi oleh kita di 2025 dan itu berlaku untuk seluruh anak Indonesia, dari Sabang sampai Merauke dan itu berlaku untuk seluruh anak yang berpendidikan dari kelompok bermain sampai SMP, SMA kejuruan, tidak memandang swasta dan negeri,” kata Dr. Yessi sapaan akrabnya.
“Namun kalau untuk swasta yang memang sudah mempunyai kemampuan berlebih untuk tidak melaksanakan program MBG atau tidak mengikutinya, itu tidak masalah diberi kebebasan tanpa harus ada ikatan-ikatan apapun atau perjanjian apapun,” lanjutnya.
“Pokoknya, semua intinya adalah semua harus ikut makan sehat mereka makan bergizi gratis tersebut, program MBG ini,” pungkas Dr. Yessi.