Tinjau Titik Nol Kilometer Ciliwung, Waspada 3 Fenomena Cuaca

BOGORONLINE.com, Cisarua – Wali Kota Bogor Bima Arya mengikuti kegiatan siaga bencana hidrometeorologi bersama Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu RUzhanul Ulum, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, Bupati Bogor Ade Munawaroh Yasin, Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen TNI Mohamad Hasan dan perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di di Telaga Saat, Kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor, Selasa (20/10/2020).

Dalam tinjauannya di titik nol kilometer Sungai Ciliwung itu, juga dilakukan penanaman bibit vetiver dan pohon keras serta menebar benih ikan.

“Saya baru pertama kali ke titik nol kilometer Ciliwung. Perubahan yang dahsyat telah terjadi disini, di titik ini. Ini menjadi simbol kepedulian kita semua terhadap sungai dan alam. Dan ini semua tidak terlepas dari peran Pak Doni ketika menjadi Pangdam dan Pak Hasan ketika menjadi Danrem di sini,” ungkap Bima Arya.

Bima menambahkan, peran yang dilakukan dulu menjadi sangat relevan apalagi di tengah pandemi seperti sekarang.

“Ketika back to nature di tengah pandemi ini, Pak Doni telah melakukan kampanye masif yang saya kira luar biasa. Bagaimana kita menghargai alam, kembali ke alam. Habluminannas kurangi sedikit, Habuminallah tidak boleh berkurang, tetapi Habluminalalam atau cinta kepada alam harus kita gejot terus,” kata Bima.

Di tempat yang sama, Doni Monardo menyatakan Telaga Saat ini pada periode 2018 awal masih ditutupi dengan gulma. Bahkan, sekitar 85 persen itu daratan, hanya 15 persen saja yang terdiri dari air.

“Danjen Kopassus ini hadir di sini sekarang bukan sebagai Danjen. Tetapi sebagai mantan Danrem 061/Suryakencana yang merintis, memulai program untuk pemulihan Telaga Saat. Jadi kehadiran beliau sebagai pelopor bersama dengan tim relawan bela alam. Terimakasih kepada Jenderal hasan bersama tim relawan yang telah bekerja keras sehingga Telaga Saat yang tadinya tidak terlihat air, sekarang ini bisa menjadi indah,” ujar Doni.

Mudah-mudahan, lanjut Doni, perubahan Telaga Saat bisa menjadi inspirasi bagi banyak komunitas di seluruh Indonesia untuk lebih memperhatikan lingkungan, terutama sumber mata air.

“Air adalah sumber kehidupan, sungai adalah peradaban bangsa. Maka kita menjadi bangsa yang beradab dengan cara menjaga mata air agar kelak tidak menjadi air mata. Dan juga menjaga sungai-sungai kita agar sungai bisa menjadi tempat yang menyenangkan, bisa memberikan penghidupan bagi masyarakat di sepanjang sungai,” terangnya.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan adanya potensi terjadinya curah hujan tinggi, ditambah pada minggu-minggu ini akan terjadi fenomena cuaca secara bersamaan.

“Berdasarkan prediksi dan data suhu muka air laut yang berada jauh di samudra pasifik, dampaknya bisa sampai ke Bogor. Suhu muka air laut di Samudera Pasifik mengalami anomali. Saat ini sudah minus hampir mencapai 1 derajat celcius. Sementara suhu muka air laut di kepulauan maritim Indonesia hangat. Maka terjadilah gap antara suhu muka air laut di Samudera Pasifik bagian tengah ekuator dengan Kepulauan Indonesia.

“Fenomena ini disebut La Nina. Kebetulan saat ini sedang mengalami peningkatan curah hujan. Artinya, terjadi double. Tidak ada La Nina saja Bogor ini juara, selalu curah hujannya tinggi. Apalagi terjadi La Nina. Dampak peningkatannya bisa mencapai 20 persen hingga 40 persen,” ujar Dwikorita.

Tidak itu saja, lanjut dia, pada pekan ini akan masuk juga gelombang awan dari sebelah timur Afrika Selatan memasuki wilayah Indonesia yang disebut fenomena Madden Julian Oscillation (MJO).

“Artinya di minggu ini ada 3 fenomena bersinergi. Bersinergi ya itu fenomena La nina, fenomena MJO, dan fenomena curah hujan aslinya di Bogor. Untuk itu mari kita jaga alam, alam akan jaga kita. Maka kita mengantisipasi potensi terjadinya hujan dengan intensitas tinggi, puncaknya di bulan Desember, Januari, Februari. Tetapi khusus minggu ini, meskipun belum memasuki puncak, ada tiga faktor yang bersinergi tadi. Semoga penghijauan ini dapat membantu kita semua,” tandasnya.

Sementara itu, Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan dalam suasana musim hujan, daerah Jawa Barat ini tidak lepas dari bencana. :Baru beberapa hari musim hujan turun, sudah ada beberapa bencana. Antara lain banjir bandang ada 4 kali. Kemudian ada banjir genangan sampai 11 wilayah dan juga longsor 11 kejadian dan angin puting beliung 5 kejadian,” kata Uu.

Ia mengatakan, bencana yang terjadi salah satu faktornya adalah kerusakan alam yang dilakukan oleh manusia. “Allah sudah memerintahkan jangan membuat kerusakan di bumi. Kenapa sekarang banyak bencana? Sudah jelas kerusakan dimuka bumi ini, baik di lautan dan daratan karena tangan-tangan manusia. Maka Alhamdulillah Pak Jenderal hari ini ada kegiatan yang sangat luar biasa sebagai langkah antisipasi dan juga untuk meningkatkan keimanan kita. Hubbul wathon minal iman, cinta tanah air sebagian dari pada iman. Insya Allah akan membawa kemaslahatan,” pungkasnya. (*)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *