Manusia adalah mahluk yang memiliki kebebasan untuk memilih. Namun, ia tidak bisa bebas dari konsekuensi atas pilihannya. Dengan demikian, tidak ada kebebasan tanpa tanggungjawab. Menurut Socrates, Manusia yang cerdas adalah manusia yang menggunakan pilihannya secara bertanggungjawab, ia akan sangat mempertimbangkan konsekuensi atas pilihannya”. Menurut Nabi SAW, Orang yang cerdas itu adalah, “orang yang selalu ingat mati” Melalui kematian, setiap pilihan akan diminta pertanggungjawaban. Orang yang cerdas akan hati – hati atas pilihannya.
Kebebasan memilih, sejatinya harus lahir dari kesadaran diri secara mendalam dan luas, hingga tahu mana yang benar atau salah, baik atau buruk, dan tepat atau keliru atas pilihannya. Kesadaran diri seperti ini akan lahir dari kegiatan berfikir. Ketika manusia secara perlahan membuka akal-pikirannya, akan keluar darinya pertanyaan rasional yang akan menanyakan segala sesuatu secara kausatif (sebab-akibat), pertanyaan kritis, yang akan mempertanyakan segala sesuatu bukan hanya “sebagaimana adanya”, namun lebih jauh akan mempertanyakan “sebagaimana mestinya”, dan pertanyaan yang radikal (mendalam), yang akan mempertanyakan hakikat setiap pilihan. Masih menurut Socrates, “Manusia adalah, binatang yang berfikir”. Jika manusia sudah tidak berfikir lagi dalam menentukan pilihannya, maka yang tersisa darinya tinggal binatangnya. Dalam lirik lagu “Asyik nggak asyik” yang dinyanyikan Iwan Fals, ada satu bait yang disuarakanya, yaitu: “politik adalah dunia Bintang dan Binatang”
Kita sudah memilih, tinggal menunggu konsekuensi dari siapa yang kita pilih. Apakah yang kita pilih pada tanggal 14 Februari 2024 itu lahir dari pilihan sadar? Yang lahir dari pertanyaan yang rasional, kritis, dan radikal. Atau hanya sebatas lintasan pemikiran yang berupa prasangka, atau hanya sebatas emosional yang dangkal. Memilih pemimpn sebuah bangsa-negara dampaknya sangat luas, menyeluruh dan jauh kedepan. Maka, sejatinya kita harus hati hati dengan menggunakan pertimbangan rasional dan spiritual. Jangan sampai yang dipilih dan yang memilih sama sama kehilangan kesadaran dirinya. Kehilangan kesadaran akan membuat bangsa-negara ini akan kehilangan arah dan akhirnya salah arah.