Pemkab Bogor Resmi Miliki, Gedung SMKN 1 Leuwiliang

LEWILIANG-

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor mendapatkan bantuan dari PT Astra International melalui yayasan pendidikan Astra- michael D Ruslim untuk bidang pendidikan yakni  SMKN 1 Leuwiliang berserta seluruh sarana pendukungnya yang pembangunan menelan total biaya sekitar 24 Miliar Rupiah.  Gedung baru SMKN 1 Leuwiliang diresmikan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy yang di saksikan oleh Bupati Bogor Nurhayanti dan Direktur Astra International Paulus Bambang Widjanarko, yang betempat di Gedung baru SMKN 1 Leuwiliang, pada Rabu (12/7).

Dalam sambutannya Nurhayanti mengatakan, bahwa walaupun kewenangannya SMK sudah menjadi kewenangan Provinsi, namun tidak masalah bagaimana masyarakat Kabupaten Bogor harus maju dan terdidik dalam rangka meningkatkan Indeks Pendidikan. Ia juga mengatakan bahwa kondisi pendidikan menengah di Kabupaten Bogor masih memerlukan penanganan yang lebih serius, dari data terakhir pada tahun ajaran 2016/2017, capaian APK/APM pada jenjang pendidikan menengah masin masing sebesar 64,87 persen dan 46,77 persen, dengan melihat data tersebut dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 16-18 tahun yang belum bersekolah pada jenjang SMA/Sederajat. Dari capaian APM pada jenjang pendidikan menengah tersebut, kontribusi SMK yang ada di Kabupaten Bogor sebesar 26,68 persen.

“Siswa SMK dipersiapkan untuk menghadapi tantangan implementasi ilmu terapan yang bersifat aplikatif serta kesempatan magang perusahaan perusahaan dan lembaga lembaga yang berdaya saing dalam skala Nasional dan bahkan internasional,” ujarnya. Ia juga berharap seluruh elemen SMKN 1 Leuwiliang mampu mengemban filosofi yang mendasari kebutuhan masyarakat akan lulusan sekolah menengah yang siap kerja dan siap pakai dengan kualitas berdaya saing tinggi, baik melalui sistem pembelajaran yang mampu merangsang daya inovasi sisea, dengan berbagai pihak yang berkompeten termasuk dengan kalangan dunia usaha dari berbagai bidang.

Sementara itu, menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaMuhadjir Effendy menjelaskan, Pemerintah pusat mengeluarkan Inpres No 4 tahun 2016 tentang revitalisasi SMK, jadi secara bertahap SMK yang ada di Indonesia akan ditingkatkan kualifikasinya sehingga betul betul sekolah melekat dalam dunia industri dan dunia usaha, artinya standar produksi tidak lagi produk latihan tetapi produksi berstandar industri.

“Ini merupakan model kerjasama konkrit antara Pemerintah dan swasta untuk meningkatkan bidang pendidikan,” ungkapnya. Ia juga mengatakan bahwa model sekolah seperti SMKN 1 Leuwiliang sudah banyak variannya di Indonesia dan Pemerintah pusat akan meningkatkan standarisasi dan memperbaiki kurikulumnya jadi 70 persen di dunia usaha 30 persen di sekolah.

“Guru Sekolah SMK nantinya tidak harus dari sekolah pendidikan guru namun bisa dari karyawan yang mendapatkan serfikasi untuk mengajar dan pelatih karena mereka masuk dalam training untuk mendapatkan sertifikasi training untuk mengajar,” katanya. (Diskominfo/rul)

ARTIKEL REKOMENDASI