Airin Apresiasi Festival Jurnalistik di Kampung Anggrek

SERPONG – Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany apresiasi Festival Jurnalitsik digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kota Tangsel bertempat di Resto Kampung Anggrek, Buaran Serpong, Jumat (13/10). Acara dihadiri berbagai elemen masyarakat dan organisasi kepemudaan.

Walikota Tangsel Airin Rachmi Diany mengawali sambutan di hadapan para tamu undangan, bahwa apa yang digelar oleh PWI membawa dampak positif bagi masyarakat dan dunia birokrasi. Hal ini yang perlu dipertahankan dan dikembangkan kedepan.

“Apa yang diselenggarakan oleh PWI ini sangat baik sekali apalagi saat ini sedang marak media sosial yang harus disikapi secara hati-hati banyaknya berita bohong,” katanya.

Acara bertajuk “Menyikapi Perkembangan Teknologi Informatika Melalui Menumbuhkan Kecerdasan Masyarakat Melalui Jurnalisme Warga”. lanjut ia, berdasarkan pengamatan dirinya termasuk infomrasi yang diterimanya dari lingkungan Universitas Harvard Amerik Serikat kondisinya sama problem media sosial. Berbagai postingan provokasi bermunculan di tengah masyarakat.

“Informasi dari kawan kami salah satu profesor di Harvard satu hal menarik di luar negeri sama bebasnya di Indonesia sedang mengalami era media sosial secara bebas. Tentu dalam menghadapi persoalan ini hukum aturan dikuatkan manakala postingan disebarluaskan dihukum sekeras-kerasnya,” tambah Airin.

Hal senada diungkapkan oleh Staf Ahli Menteri, Bidang Ekonomi Sosial Budaya, Kementerian Komunikasi dan Informatika, Lala M Kolopaking pun mengaresiasi kegiatan PWI Tangsel. “Tangsel yang mengawali kegiatan ini tentunya menjadi inisiator di Banten, Banten juga seharusnya melanjutkan untuk dapat bekerjasama dengan daerah lain hingga ke tingkat nasional dan dunia,” pesannya.

Ia menjelaskan, tentang informasi yang beredar di media sosial, tentang informasi dan berita. Menurutnya informasi belum tentu sebuah berita, karena itu dibutuhkan pemahaman pembaca untuk mencernanya.

“Dalam era kondisi seperti ini perlu memberikan wadah dan pemahaman tentang sumber informasi dan berita. Tidak semua informasi menjadi berita. Adapun berita terdiri dari kaidah ilmu jurnalistik,” jelas ia.

Narasumber lain, pengiat media sosial dan pengusaha, Gusri Effendi dalam kesempatan itu menyampaikan, sebagai orang yang gagal teknologi (Gaptek) sangat sulit melihat mana berita bohong dan benar. Dampak yang terjadi dengan berita bohong mampu menghancurkan sebuah negara.

“Yang dirugian masyarakat luas, termasuk saya selaku pengusaha pun dirugikan, dari berita bohong. Inilah luar biasa dengan hadirnya media sosial bermunculan informasi yang tidak benar,” tuturnya.

Ketua Umum Serikat Media Siber Indonesia(SMSI) Teguh Santosa mengajak kepada semua elemen masyarakat untuk memerangi berita bohong. Tidak lagi menyerahkan kepada satu lembaga untuk pengawasan dan pengendalian. “Kami percaya pemerintah punya aplikasi untuk mensensor tapi juga masyarakat pun diharapkan mau terlibat dalam memerangi berita bohong. Tidak bisa diserahkan kepada salah satu pihak saja,” ucapnya. (dhi)

ARTIKEL REKOMENDASI