Festival Bhakti Banten dan Haul Kesultanan: Mengenal Sejarah Banten Melalui Olimpiade

bogorOnline – Olimpiade Sejarah Kesultanan Banten menjadi agenda di hari kedua dalam Rangkaian Kegiatan “Haul Kesultanan Banten ke 491” yang terselenggara atas kerjasama Kesultanan Banten dengan Yayasan Bhakti Banten (14/10). Acara dipusatkan di komplek Yayasan Bhakti Banten, Jl. Sentul Pamarayan km.13 Cikeusal, Serang, Banten.

Sultan Syarif Muhammad Ash-Shafiuddin menjelaskan bahwa salah satu kunci bagi orang Banten untuk maju bukan hanya berziarah namun juga harus memahami sejarah kejayaan Banten di masa lalu.

“Olimpiade yang menjadi rangkaian kegiatan Festival Bhakti Banten ini merupakan ajang mengenalkan Sejarah Kesultanan untuk generasi muda, semoga sejarah Banten yang selama ini terus dimanipulasi dapat diluruskan kembali, salah satunya tentang siapa Sultan Banten terakhir yaitu Sultan Shafiuddin, generasi muda Banten wajib tahu itu,” jelas Sultan Syarief.

Dalam sejarah Banten, Ketua Yayasan Bhakti Banten DR. Mufti Ali menjelaskan bahwa Sunan gunung Djati pernah berwasiat _Ingsun titip Tajuk lan orang Yatim_ yang artinya saya titipkan Masjid dan Anak Yatim.

“Inti utama dari Haul Kesultanan Banten yang kita selenggarakan ini yaitu doa dan santunan dengan cara menghidupkan agama dan santuni orang lemah, maka menjadi tugas kita untuk memperhatikan dan menyantuni para anak yatim,” jelas Mufti Ali.

Dalam kegiatan olimpiade yang melibatkan 62 SMA/SMK/MA di Banten, ada 5 peserta yang terpilih mengikuti olimpiade ini, yaitu SMAN 1 Cikeusal, MAS Nurul Abror, MAS As-Sa’adah, MAN 1 Kabupaten Serang, dan SMAN 1 Pamarayan. Rangkaian olimpiade dimulai jam 09.00 pagi, Dewan juri Mufti Ali, Ph.D, Farhan Al-fu’adi, S.Ud, dan Ibu Farid Nursopia,S.Pd.

Mata lomba yaitu Cerdas Cermat, Storytelling, dan Debat. olimpiade berjalan dengan seru dan lancar, seluruh peserta terlihat antusias dalam menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh pembaca soal.

“Sebagian besar SMA, SMK, dan MA di Banten kesulitan dalam mencari referensi tentang sejarah Kesultanan, oleh sebab itu di tahun selanjutnya olimpiade akan bekerjasama langsung dengan para guru sejarah yang ada di sekolah-sekolah sekaligus wujud memperkenalkan Sejarah Kesultanan Banten kepada generasi muda,” lanjut Mufti Ali.

Sebagai juara 1 dalam olimpiade Sejarah Kesultanan Banten ini didapatkan oleh MAN 1 Serang dengan jumlah nilai 3030, juara 2 ditempati SMAN Cikeusal dengan jumlah nilai 2900, MAS Nurul Abroro mendapatkan juara 3 dengan jumlah nilai 2885, dan SMAN Pamarayan menempati juara ke 4 (juara harapan) dengan jumlah nilai 2225.

Siti Nadilah, salah satu peserta dari MAN 1 Kabupaten Serang menjelaskan bahwa sebelum mengikuti kegiatan ini banyak materi tentang sejarah yang tidak diketahui, “saya cuma tau tokoh banten syafrudin Prawiranegara, tapi setelah mengikuti olimpiade ini saya jadi tahu banyak tokoh-tokoh Sultan Banten dan sejarahnya dan dapat banyak inspirasi sejarah dari acara ini,” jelas Nadilah berapi-api.

Pemerintah Kabupaten Serang yang semula akan turut serta membantu dan memeriahkan kegiatan, tetiba mengurungkan niatnya untuk berkontribusi di acara ini, karena ada Kesultanan Banten.

“Saya sangat menyayangkan sikap Pemkab Serang terhadap Kesultanan Banten yang seolah antipati, padahal Kesultanan Banten adalah bagian dari sejarah yang tidak boleh dilupakan,” tutup Mufti Ali.

Kegiatan di hari kedua ditutup dengan pemberian santunan kepada 100 anak yatim yang berasal dari Karundang, Cikeusal, Pandeglang, dan Serang.(dhi)

ARTIKEL REKOMENDASI