Untung di Ultimatum DPD PDIP Jawa Barat

Bogor – bogorOnline.com

Polemik pengunaan seragam ormas oleh Ketua DPRD Kota Bogor, Untung W Maryono saat memimpin rapat paripurna, pekan lalu, masih terus bergulir. Hal itupun membuat DPD PDI Perjuangan Jawa Barat (Jabar) bereaksi keras dengan memberikan ultimatum terhadap kadernya tersebut.
Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar, Mayor Jenderal TNI (Purn) Tb Hasannudin memperingatkan agar Untung tidak mengulangi kesalahan apapun di kemudian hari. Apabila hal itu dilanggarnya, maka DPD takkan segan menggantinya dari posisi Ketua DPRD.
“Untung sudah dijatuhi teguran keras, dan ini adalah teguran terakhir. Bila dalam tugasnya ke depan dia melakukan pelanggaran apapun jenisnya, kami akan menariknya dari posisi sebagai Ketua DPRD,” tegas TB Hasanuddin saat dikonfirmasi wartawan, Selasa (11/7/17).
Reaksi keras juga datang dari arus bawah PDI Perjuangan Kota Bogor. Ketua PAC PDI Perjuangan Bogor Tengah, M Irfan Noor menegaskan bahwa ia mendukung semua keputusan DPD terkait sanksi atau peringatan kepada Ketua DPRD Kota Bogor lantaran dinilai sudah mencoreng citra partai.
“Bukan kali pertama melakukan hal diluar kepatutan dan nyeleneh, dari membuka gembok diskotik, dan terbaru memberhentikan pemaparan walikota didalam sidang paripurna,” ungkapnya.

Irfan mengatakan, secara pengurus partai dirinya sangat tersinggug dan direndahkan akibat perilaku tersebut. Untung memimpin rapat paripurna menggunakan baju ormas yang notabene dia duduk d kursi itu melalui perahu partai.
“Dan posisi ketua DPRD itu simbol lembaga dari semua partai dan masyarakat Kota Bogor,” jelasnya.
Sebelumnya, Ketua DPRD Kota Bogor, Untung W Maryono telah menyampaikan permintaan maaf, karena penggunaan kostum ormas bukan disengaja.
“Secara aturan tatatertib saya paham. Karena itu, saya minta maaf. Tapi, karena waktu yang mendesak, saat itu juga ada acara yang sama, dan kondisi jalan macet, jadi saya tidak ada pilihan hadir dengan kostum (ormas) tersebut,” tuturnya.
Untung menceritakan, sebelumnya rapat paripurna yang dimulai pukul 11.00 WIB tersebut semula akan dipimpin wakil ketua dewan, karena dia harus hadir di acara berbeda.
“Tapi, karena harus menandatangani dua perda, akhirnya terpaksa saya hadir. Saya sadar, salah kostum (saltum). Namun, niat ingin ganti pakaian, kondisi perjalanan sedang macet. Akhirnya saya datang, dengan terlebih dahulu menyampaikan permohonan maaf kepada para anggota dewan, karena saya sadar salah menggunakan kostum, sebagaimana yang diamanatkan tatib dewan,” paparnya.
Iapun kembali menyampaikan permintaan maafnya dan menyampaikan, semula ia tidak akan hadir di rapat paripurna dewan hanya, karena tidak membawa pakaian salin. Namun, niat tersebut akhirnya ia batalkan.
Untung juga menceritakan, pada hari yang sama, pukul 14.00 WIB sebagai Sekretaris Pemuda Panca Marga (PPM) Jawa Barat, ia menghadiri acara penerimaan anugerah piagam penghargaan dari Padepokan IPSI Sangsakabuana.
“Namun, karena rapat paripuna adalah prioritas, saya terpaksa harus mendahulukan dan menerima risiko diprotes soal kostum di dewan. Sekali lagi saya sampaikan mohon maaf. Dan, saya tidak ada unsur kesengajaan, serta tidak ada maksud apapun,” jelasnya. (Nai)

ARTIKEL REKOMENDASI