Si Kecil Pahlawan Keluarga

beranda, Headline977 views

Teriknya matahari tidak menyeruti orang-orang untuk tetap melakukan aktivitasnya, seperti di stasiun Depok Baru. Stasiun yang berdekatan dengan pasar, terminal serta mall ini membuat stasiun tersebut kian ramai.

Keramaian tersebut berdampak untuk para pedagang, seperti Amanda. Perempuan yang bekulit sawo matang ini berdiri di depan loket pembelian tiket, sambil menawarkan tisu dan masker kepada para calon penumpang kereta tersebut. Dengan rambut yang di kuncir dan dengan tas slempangnya ia terus menawarkan dagangannya dengan suara yang lantang. Dengan beratap seng dan aspal jalanan yang menemaninya mencari beberapa lembar ribuan. Dengan membawa sekantong plastik berwarna hitam yang berisi tisu serta masker yang siap untuk ia jualkan.
Seusai pulang sekolah ia mulai berjualan, saat hari libur tiba ia mulai berjualan dari pagi hari, tidak seperti anak-anak seusianya yang menghabiskan hari liburnya dengar bermain atau berlibur dengan keluarga justru ia habiskan dengan membantu orang tuanya. Panas yang begitu terik serta keringat yang menghiasi di wajahnya bukan menjadi hambatan untuk ia tetap terus berjualan. Orang tua Amanda bekerja sebagai pedagang es cendol di stasiun Depok baru.
Hasil dari berjualannya ia berikan kepada orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga, Amanda tidak pernah malu meski harus berjualan. Diusia yang sangat belia semangat berjualan Amanda patut kita contoh, karena tidak banyak anak-anak seusianya yang mau membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga, bahkan para calon penumpang keretapun merasa kagum dengan Amanda. “Masih kecil udah pinter bisnis yak” ujar salah satu calon penumpang kereta.
Rutinitas seperti ini tidak membuat Amanda menyerah dengan keadaan. Hari demi hari ia jalani dengan terus berjualan dengan harapan agar suatu saat ia bisa menggapai apa yang ia inginkan. Meski lelah yang ia hadapi tetapi itu bukan menjadi penghalang ia untuk terus membantu orang tuanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Nurdiana
Politeknik Negeri Jakarta