BOGORONLINE.com, Bogor Tengah – Belum reda soal melonjaknya harga kedelai hingga perajin tahu dan tempe mogok produksi, kini daging sapi mengalami kenaikan harga. Tak terkecuali di Kota Bogor.
Menurut salah satu pedagang daging sapi di Pasar Bogor, Asep, kenaikan harga lantaran dipicu ketersediaan sapi yang harus didatangkan dari luar negeri.
“Iya, karena sapinya belum datang infonya, impor belum masuk dari Australia. Belum harga dollar naik dan inikan tergantung pada dollar,” kata Asep, Sabtu (26/2/2022).
Dengan kondisi ini, kata Asep, penjualan daging sapi tidak sebanding dengan pendapatan dari biasanya. Seharusnya harga jual daging sapi saat ini dikisaran Rp140 ribu per kilogram.
“Pedagang akhirnya rugi pak nggak bisa naik banyak, seharusnya jual daging Rp140 ribu, dijual Rp130 ribu, paling punya untung sekitar Rp200 ribuan, kan nggak sesuai dengan modalnya Rp30 juta satu ekor,” ujarnya.
Ia juga mengatakan, dengan kenaikan harga daging sapi ini tentunya berdampak kepada penurunan penjualan. Karena dinilai memberatkan pembeli.
“Sekarang dijual Rp130 ribu per kilogram. Malah tukang baso sebetulnya nggak mau naik, katanya ‘berat’. Tadi juga ada yang nggak jadi belinya,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, salah satu pembeli, Ros mengungkapkan, kenaikan harga daging sapi saat ini cukup membuat pusing dirinya apalagi komoditas ini untuk kebutuhan dagangannya.
“Saya sebagai pedagang juga bingung kalau mau jualan Rp10 ribu kan nggak bisa dinaikin harganya, sementara bahan bakunya naik, pusing juga, apalagi minyak goreng susah ordernya,” paparnya.
Ia berharap betul pemerintah bisa mendengar keluhannya dan segera mungkin untuk mengatasi kenaikan harga saat ini. Tak hanya untuk daging sapi, tapi juga bahan kebutuhan pokok lainnya.
“Mudah-mudahan ini bisa didengar oleh pemerintah. Tolong dong harganya diturunkan, soalnya ini masih pandemi. Kenaikan harga ini sangat memberatkan, karena bukan satu macam,” tandasnya. (Hrs)





