Ratusan Wali Murid Unjuk Rasa, Desak Direktur SDIT Raudlatul Jannah Dipecat

Kab Bogor613 views

Ciawi, BogorOnline.com – Ratusan orang wali murid dan Komite Sekolah SDIT Raudhatul Jannah (RJ) Banjarwangi, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, menggelar aksi unjuk rasa, Selasa (19/8/2025). Mereka mendesak agar Direktur Yayasan LPIT Jumadi Subur dicopot serta menuntut agar Kepala Sekolah dan beberapa guru yang dipecat dikembalikan ke sekolah.

Demonstrasi damai yang berlangsung di halaman sekolah ini merupakan rangkaian protes wali murid dan Komite Sekolah sejak beberapa bulan belakangan. Pada Maret 2025 silam, jajaran guru juga sempat melayangkan mosi tidak percaya ke Direktur Yayasan LPIT beserta jajaran.

Meski diguyur hujan, massa tetap bertahan dengan membentangkan spanduk serta berpita merah di kepala dan berkostum hitam-hitam sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan yang dinilai arogan dan merugikan dunia pendidikan di sekolah tersebut.

Dalam orasi yang disampaikan secara bergantian, perwakilan orangtua murid menegaskan bahwa keputusan pemberhentian kepala sekolah dan guru oleh pihak yayasan tanpa alasan yang jelas telah menimbulkan keresahan serta mengganggu kegiatan belajar mengajar. Mereka menilai kebijakan itu tidak berpihak pada kepentingan pendidikan anak-anak.

Tri Utami, salah satu wali murid kelas 6, mengatakan, aksi tersebut dilakukan demi mempertahankan hak anak-anak agar tetap bisa belajar dengan nyaman bersama guru yang sudah mendampingi mereka selama ini.

“Anak-anak kami sudah enam tahun bersama para guru. Kepala sekolah sudah mengabdi di sini selama 21 tahun. Itu bukan waktu yang sebentar. Mereka sudah sangat terbiasa dan merasa nyaman dengan guru yang lama. Kami ingin keberlangsungan proses belajar mengajar tetap berjalan dengan guru yang sama. Kami mempertanyakan alasan guru lama diberhentikan, sehingga hari ini kami turun untuk menyuarakan aspirasi,” tegasnya.

Usai menyampaikan aspirasi melalui orasi, massa kemudian melakukan audiensi dengan pihak pemilik dan manajemen Yayasan LPIT RJ. Pertemuan difasilitasi langsung oleh Kapolsek Ciawi AKP Dede Lesmana.

“Alhamdulillah, tiga tuntutan utama kami sudah mendapat jawaban. Pertama, kegiatan belajar mengajar kembali berjalan normal seperti biasa. Kedua, surat peringatan (SP) terhadap guru dibatalkan, termasuk untuk Pak Edi yang sudah tuntas, sementara untuk Pak Sofian masih dalam proses. Ketiga, aturan yang dibuat Direktur yang selama ini merugikan akan direvisi bahkan dihapus,” jelas Hakiyudin yang merupakan korlap aksi dan mantan Komite Sekolah.

Ia menambahkan bahwa masih ada negosiasi khusus terkait posisi salah satu guru, Sofian, yang sebelumnya terkena pemecatan.

“Pak Sofian ini penting, karena kalau beliau tidak mengajar, maka kelas tertentu kekurangan guru. Kami berharap ada win-win solution dalam waktu dekat agar beliau tetap bisa mengajar di sini. Insya Allah dalam satu minggu ini aturan akan direvisi dengan melibatkan guru, komite, dan yayasan,” imbuhnya.

Sementara itu, Edi Sutisna, kepala sekolah yang sebelumnya diberhentikan, menyampaikan rasa syukur sekaligus harapan agar situasi segera kembali normal.

“Insya Allah tetap semangat, dan besok kami bersama guru-guru akan tetap menjalankan tugas seperti mestinya. Hak-hak anak akan kami jaga. Walaupun keputusan final belum semua selesai, kami berharap maksimal Senin depan guru-guru bisa kembali mengajar seperti biasa. Mohon doanya agar proses mediasi ini berjalan lancar,” kata Edi.

Ia juga menyoroti dampak kebijakan SP yang diberikan secara sepihak kepada dirinya dan sejumlah guru.

“SP itu seharusnya tidak dikeluarkan dengan cara terburu-buru. Hanya dalam tiga sampai lima hari, kami sudah dijatuhi SP 1, 2, dan 3. Kebijakan seperti ini jelas tidak mempertimbangkan dampak psikologis bagi anak-anak. Padahal yang paling dirugikan adalah mereka, para siswa,” tegasnya.

Meski demikian, Edi mengaku tetap menghargai jalannya mediasi dan dukungan besar dari orangtua murid, alumni, dan komite sekolah.

“Saya berterimakasih atas dukungan semua pihak. Walaupun tadi saya sempat menyarankan agar aksi dihentikan, karena saya berpikir percuma jika tidak ada hasil. Namun ternyata hari ini ada titik terang. Mudah-mudahan semua segera kembali normal,” pungkasnya.

(Acep Mulyana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *