Bandung, Bogoronline.com – Anggota DPRD Jawa Barat Doni Maradona Hutabarat memaparkan langkah apa yang seharusnya dilakukan oleh Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi (KDM) soal penutupan tambang-tambang di Parung Panjang.
Hal ini diutarakannya karena banyak beredar di sosial media keluhan serta curhatan para pekerja tambang dan pedagang-pedagang yang terimbas akibat aktivitas tambang ditutup oleh KDM.
“Harusnya, tidak langsung penutupan seharusnya. Gubernur pertama bagaimana menjalankan pergub-pergub yang mereka keluarkan,” ujar Doni kepada awak media, Senin (20/10/2025).
“Bagaimana pelaksanaannya di lapangan?, kalau misalnya pelaksanaannya sudah berjalan, artinya Dishubnya terus mengawasi sesuai dengan jam operasional yang sudah dibuat peraturannya, kemudian ada polisi lalu lintasnya yang berjaga sehingga semua operasional tambang berjalan sesuai dengan pergub yang dikeluarkan artinya, tambang tetap berjalan, orang bisa tetap bekerja korban yang misalnya terjadi kecelakaan bisa berkurang,” sambung Doni.
“Tapi ketika misalnya. Penutupan ini tetap harus diambil, ketika misalnya itu sudah dilaksanakan baru benar pemerintah mengambil langkah penutupan sementara,” tukas Doni.
Politisi PDIP ini justru menyoroti kondisi yang terjadi saat ini dimana ribuan orang jadi kehilangan lapangan pekerjaan.
“Akibatnya kemudian masyarakat tadi kehilangan penghasilan, terus siapa yang mau bertanggung jawab ?, toh juga yang pekerja-pekerja di tambang itu kan mereka hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari tidak untuk memperkaya diri,” sebut Doni.
Doni menekankan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat dimana seharusnya rencana dan wacana untuk membangun jalur khusus tambang dari konsorsium para pengusaha tambang di Rumpin dan Parung Panjang agar disegerakan.
“Itu yang harusnya dilakukan Pemerintah, harusnya pemerintah fokus terhadap apa yang sudah berjalan, terkait konsorsium jalur tambang nah itu yang diawasi, itu yang dipaksa agar para pengusaha tambang segera jalurnya dibangun dan terwujud. Jangan juga mereka mengambil keuntungan, tapi tidak mau berkontribusi,” tandas Doni.
