Hari Pahlawan 2025, Pimpinan Komisi 1 Jadikan Momen Peningkatan Kesejahteraan Pahlawan Masa Lalu dan Masa Kini

Jakarta – Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 dinilai momentum penting untuk menggaungkan penghargaan dan peningkatan kesejahteraan para veteran pejuang kemerdekaan dan pahlawan masa kini. Para pahlawan masa kini antara lain ialah prajurit, guru, hingga tenaga kesehatan (nakes) yang selama ini bertugas dan mengabdi di wilayah terpencil hingga perbatasan.

 

Demikian ajakan tersebut disampaikan langsung oleh Wakil Ketua Komisi I DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Anton Sukartono Suratto dalam momen peringatan Hari Pahlawan 2025. Tema peringatan Hari Pahlawan 2025 sendiri ialah “Pahlawan Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan.”

 

“Selain pahlawan dan pejuang pada masa kemerdekaan, pemerintah juga perlu memberikan perhatian khusus kepada pahlawan di masa kini, yaitu prajurit, guru, dan tenaga kesehatan yang saat ini bertugas dan mengabdikan dirinya khususnya yang sedang berada di wilayah konflik, terpencil, dan perbatasan,” kata Anton kepada wartawan di Jakarta, Senin,(10/11/2025).

 

 

Anton menuturkan, prajurit, guru, dan tenaga kesehatan di wilayah konflik, terpencil, dan perbatasan merupakan pahlawan yang sering kali terlupakan dan hidup dengan tingkat kesejahteraan yang rendah. Bahkan, kata Anton, dari mereka beberapa masih belum terpenuhi hak-haknya.

 

“Padahal, mereka berjuang bertaruh nyawa demi masa depan bangsa dan keutuhan NKRI di tengah kondisi bahaya dan penuh keterbatasan,” jelas Anton.

 

Anton mencontohkan, pentingnya perhatian kepada pahlawan masa kini lantaran beberapa minggu lalu, Melani Wamea, seorang guru di Yahukimo, Papua Pegunungan, dibunuh secara sadis oleh orang tidak dikenal.

 

Tak hanya itu pada awal Maret 2025, kata Anton, terdapat serangan terhadap guru dan tenaga kesehatan di Yakuhimo, Papua. Belum lagi, di bulan Oktober 2025, Praka Amin Nurohman juga tewas dibunuh dalam serangan KKB Papua.

 

 

“Mereka yang berjuang dan mengabdikan diri di wilayah konflik, terpencil, dan perbatasan adalah pahlawan masa kini yang harus mendapatkan tanda jasa dan juga penghargaan berupa kenaikan tunjangan bagi mereka dan keluarga,” jelas Anton.

Lebih lanjut, Anton menekankan, agar pemerintah dapat menjadikan momen ini untuk dapat meningkatkan kesejahteraan melalui fasilitas dan tunjangan bagi para veteran, serta prajurit, guru, dan tenaga kesehatan.

 

“Untuk mereka yang mengabdikan diri di wilayah konflik, terpencil, dan perbatasan,” imbuh Anton.

 

 

 

Dalam kesempatan itu, Anton juga mengajak, mengajak generasi muda Indonesia untuk merefleksikan kembali nilai-nilai perjuangan para pahlawan yang dapat kita adaptasi dalam kehidupan dan pekerjaan kita sehari-hari.

Anton berharap, generasi muda Indonesia saat ini dapat berjuang sesuai dengan kapasitas dan kemampuannya masing-masing demi tercapainya kemajuan dan kesejahteraan di seluruh Indonesia.

Anton pun mengingatkan, upaya menghargai para pejuang di era kemerdekaan, pada masa pemerintahan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah diterbitkan UU dan PP tentang Veteran Republik Indonesia.

 

 

Anton menegaskan, langkah tersebut merupakan fondasi awal untuk meningkatkan kesejahteraan bagi para pejuang dan pahlawan kemerdekaan.

“Langkah baik ini harus tetap kita perjuangkan dan lanjutkan, kehidupan para veteran saat ini masih banyak yang berada di garis kemiskinan,” pungkas Anton. (Lis)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *