Pemerintah Kabupaten Bogor merevisi sejumlah indikator penciri sebagai kabupaten termaju di Indonesia, yanv tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018.
Beruntung. Dua indikator yang tadinya hampir mustahil dicapai, yakni Rata-rata Lama Sekolah (RLS) 9 tahun dan menekan angka kemiskinan hingga 5 persen, dengan hanya tersisa waktu kurang dari dua tahun.
Hingga kini, RLS di Kabupaten Bogor menurut catatan Balai Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, berkisar pada angka 8,04 tahun. Sementara kemiskinan berada di kisaran 8 persen dari jumlah penduduk.
Kebetulan, rentang usia dan orang miskin, berubah hitungan statistiknya. Misalnya, salam perhitungan baru itu, usia sekolahnya menjadi 25 tahun atau S1. Otomatis lulusan SMA di Bumi Tegar Beriman, dianggap belum memenuhi RLS yang ditargetkan.
Dalam revisi RPJMD yang kini sedang dibahas dalam Panitia Khusus DPRD pun, RLS diperkirakan hanya 7-8 tahun. Bermain rentang menjadi alasan Bappeda dan Litbang Kabupaten Bogor.
Setali tiga uang dengan angka kemiskinan. Pemkab Bogor pun kini menargetkan angka kemiskinan bisa ditekan hanya 7 persen dari jumlah penduduk yang telah mencapai 5,4 juta jiwa.
Dua indikator itu cukup krusial. Dengan sisa dua tahun sisa masa kepemimpinan Nurhayanti, maka keduanya harus dicapai. Karena, Nurhayanti belum terlalu dalam menancapkan kukunya sebagai wanita pertama yang menjabat Bupati Bogor.