SUKAMAKMUR-Gerakan Pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Bogor bersama masyarakat dan Kepala Desa Sukawangi Kecamatan Sukamakmur bangun jembatan bambu. Jembatan ini bertujuan membuka akses masyarakat terhadap potensi sumber ekonomi, pendidikan, dan layanan kesehatan. Jembatan hasil gotong royong ini, diresmikan perwakilan Gerakan Pramuka Kwartir Nasional dan Kwartir Daerah Jawa Barat, Senin (27/3).
Ketua Harian Gerakan Pramuka Kwarda Jabar, Baim Setiawan mengatakan, atas dorongan dari semua pihak, termasuk bantuan dari kwartir nasional. Akhirnya kita sampai pada peresmian jembatan bambu yang dilaksanakan di Desa Sukawangi kecamatan sukamakmur, dan ini adalah jembatan ke 16. Visi Kwarda Jabar yakni mewujudkan gerakan Pramuka Jawa Barat yang “katara, karampa, jeung karasa”.
“Inilah implemenatasi program pramuka, merealisasikan program dengan menolong sesama dan ikut serta membangun masyarakat. Hari ini yang tidak mengenal Pramuka akan selalu mencibir, kegiatan Pramuka itu hanya nyanyi dan tepuk tangan. Tapi hari ini kita buktikan bahwa Pramuka memiliki kegiatan yang nyata manfaatnya dan terus berprestasi,” tandas Baim.
Baim menambahkan, mari kita gairahkan kembali, memotivasi kembali rasa gotong royong yang hari ini mulai luntur. Akhirnya pembangunan jembatan bambu ini bisa terwujud. Mudah mudahan usaha yang sangat kecil dari Pramuka ini dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
“Dengan biaya yang tidak seberapa dengan membangun jembatan, mudah-mudahan tingkat perekonomian, tingkat pendidikan, dan tingkat kesehatan Desa Sukawangi bisa lebih baik, dengan dibangunnya akses jembatan menuju pusat kegiatan perekonomian, pendidikan dan kesehatan,” tambahnya.
Selanjutnya, Ketua Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Bogor, Didi Kurnia menjelaskan, di tahun 2016 yang lalu Kwartir Cabang Pramuka Kabupaten Bogor mengadakan survey lokasi di 40 kecamatan. Ada dua yang bisa dilaksanakan pembangunan jembatan. Pertama di Desa Urug Kecamatan Sukajaya atau disebut juga Kampung Adat Urug, yang menghubungkan dua kecamatan anatar Sukajaya dan Nanggung.
“Masyarakat di desa tersebut penduduknya sudah lebih padat di banding desa sebelahnya di Kecamatan Nanggung. Semnetara potensi peningkatan ekonomi, pendidikan dan layanan dasar kesehatan adanya di kecamatan Nanggung. Oleh karena itu, kalau ada ibu hamil dan melahirkan, anak-anak yang sekolah harus menyebrangi Sungai Cikaniki yang lebarnya 50 meter. Artinya ada resiko yang besar yang dapat mengancam keselamatan mereka,” jelas Didi.
Namun, lanjut Didi, jembatan yang perlu dibangun adalah jembatan permanen bukan jembatan gantung seperti di Desa Sukawangi. Modal Pramuka dirasa sangat sedikit untuk membangun jembatan permanen. Olehkarena itu kami laksanakan di desa yang sudah kami survey lainnya yakni di Desa Sukawangi.
“Alhamdulillah masyarakat dan Kepala Desa Sukawangi ikut berpartisipasi untuk membangun jembatan ini. Partisipasi ini luar biasa, ternyata kalau kita mau mendorong rasa gotong royong masyarakat buktinya bisa terwujud,” terang Didi.
Kemudian, lanjut Didi, selain membangun jembatan Pramuka, di bidang sarana dan usaha kita juga merintis beberapa kegiatan yang bisa memandirikan Gerakan Pramuka. Tentunya butuh waktu yang panjang. Pertama kami bekerja sama dengan Perhutani mendirikan usaha air minum dalam kemasan. Tentunya dengan menjaga kualitas kemasan dan kadar oksigen dalam air mineral. Inilah salah satu upaya kami untuk memandirikan pramuka Kwartir Cabang Kabupaten Bogor. (ris)