Bogor, Bogoronline.com – Calon Wali Kota Bogor Atang Trisnanto mengatakan bakal memboikot Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI terkait banyaknya keluhan PPDB sistem jalur zonasi.
“Kalau saya jadi Wali Kota Bogor, yang saya lakukan pertama terkait PPDB ini adalah saya akan datangin Menteri Pendidikan, saya minta zonasi dihapuskan,” ujarnya dihadapan anak-anak muda Gen Z Kota Bogor dalam acara Tanya Atang yang digelar di Kecamatan Bogor Barat.
“Kita jangan bicara kemudian memperbaiki pola penerimaan dengan sistem zonasi, kalau sudah zonasinya jadi masalah kita harus tegas, hapus zonasinya!, Jadi kita buat penerimaan dengan sistem yang baru yang saya kira mengadopsi sistem yang lama juga tidak ada masalah, jadi kanker utamanya harus diselesaikan,” lanjut Atang, Rabu (26/06/2024).
Fakta hari ini menurut politisi PKS tersebut, zonasi jadi sumber masalah dan harus dihapuskan.
“Lalu pertanyaannya, kalau ternyata zonasi masih tetap dilakukan seperti apa, mungkin saya akan lakukan dua hal, pertama apakah memungkinkan dengan boikot kita bisa menyelesaikan masalah, karena kalau teman-teman saya yang di IPB mungkin dulu pernah tahu saya pernah memboikot rektorat, saya tidak jadi kerjakan ospek fakultas karena intervensi yang terlalu tinggi,” imbuh Atang.
Khusus PPDB jalur Zonasi ini, Atang menambahkan bahwa boikot yang dimaksud adalah gerakan positif untuk melakukan hal yang harusnya dilakukan.
“Pertama adalah semua kepala daerah yang mempunyai pandangan yang sama bahwa PPDB dengan sistem zonasi ini bermasalah, kita akan bersama-sama kumpul dan kemudian nanti menghadap Menteri, dan kalaupun tidak sanggup dia putuskan, kita menghadap Presiden,” tukas Atang.
“Artinya bahwa kita akan sampaikan bahwa daerah ini menolak sistem zonasi yang jadi masalah, kita buat sistem yang baru, yang menyempurnakan sistem sebelumnya, itu konteks boikotnya,” sambungnya.
Solusi ketiga soal PPDB jalur zonasi ini, Atang mengatakan bahwa bagaimana kemudian zonasi itu dibagi ke dalam zona wilayah dengan jarak kilometer.
“Sekian kilo, dan kemudian persentasenya kita proporsionalkan, Hari ini zona satu yang dekat dengan sekolah itu hampir 50 persen, baru 4 zona yang lain dibagi rata kalau sekarang mungkin bisa dibagi rata untuk seluruh zona,” ucap Atang.
“Dan berikutnya adalah kita kuatkan lagi untuk penerimaan jalur afirmasi, yang ketiga kita harus kuatkan pengawasan di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil agar bisa mentresing itu caranya bagaimana, karena tadi saya sampaikan bahwa masa depan itu ada di teknologi digital, maka Bogor Digital ini akan menjadi konsep utama saya, Maka bagaimanapun insya Allah sistem kependudukan, tracing kependudukan itu menggunakan sistem digital,” tandasnya. (JC)