Gunung Putri – bogoronline.com – Siapa menyangka kalau Petani yang hidupnya sederhana ini berpenghasilan Rp. 10 juta perbulan. Sementara aktifitas kesehariannya dengan berpakaian lusuh secara intensif memelihara 10 ekor sapi yang dibeli dari uang PHK dan tabungannya.
“Setelah di berhentikan dari pekerjaan awalnya saya bingung mau kerja apa, saya punya tanah 150 Meter juga terisolasi oleh tembok gudang. Melihat banyak rumput yang tidak dimanfaatkan akhirnya saya berfikir untuk mencoba memelihara sapi,” tutur Karsiman dengan nada Jujur.
Setelah mencoba selama satu tahun, sapi jenis silang Limosin yang dibelinya dengan harga Rp 12,5 juta perekor, pada saat lebaran haji ternyata laku di jual dengan harga Rp 25 juta per ekor, setelah merasa untung akhirnya karsiman mulai seriua fokus memelihara 10 ekor sapi dengan harapan dapat meraih selisih Rp 125 juta dalam setahun.
“Dengan modal uang pas pasan dan meyakinan saya membeli 10 ekor sapi dengan Harga Rp 125 juta, hasilnya saat Lebaran haji tahun 2016, saya menjual 10 ekor sapi dengan harga Rp 250 juta, itu juga harga borongan dari bandar sapi,” jelasnya.
Dengan selisih Rp 125 juta, dibagi rata – rata perbulan penghasilan Karsiman Rp 10 juta dirasa sudah sangat lebih untuk biaya hidup dan menyekolahkan tiga orang anaknya. Dengan mmemelihara sapi menuritnya bisa membuat dirinya bangga karena bisa membantu program pemerintah untuk mengurangin inpor daging dari negara tetangga.
Meskipun berada di dekat rumah, dengan pemeliharaan yang bersih, Karsiman bertutur tidak ada dampak bau yang dihasilkan dari kotoran dan sampah, malah menurutnya karena tidak ada yang memelihara sapi di tengaah kota malah banyak anak – anak dan orang dewasa yang datang ingin melihat sapi – sapi yang terawat dan bersih itu.
“Saya selalu memastikan sapi – sapj saya dalam keadaan bersih dan sejat, dalam sayu hati sampak tiga kali kandang sapi saya bersihkan, untuk menjaga kesehatan sapi, setiap tiga bulan ada dokter hewan yang datang untuk memeriksa, memberi vitamin bahkan melakukan pengobatan jika ada sapi yang sakit,” jelasnya.
Untuk pakan ternak dan penggemukan, karsiman mengaku tidak menggunakan konsentrat atau tambahan makanan lainnya melainkan hanya menggunakan rumput dan minum yang cukup ditambahkan dengan air gatam. Sementata untuk beli garam dan bensin untuk mencari rumput dia mengaku cukup mendapatkan uang dari memjual pupuk yang dihasilkan dari kotoran ternak. (Die)