RUMPIN – Selain berdampak pada pengrusakan alam dan lingkungan hidup serta kerusakan infrastruktur jalan, aktifitas eksplorasi dan eksploitasi galian tambang di wilayah Kecamatan Rumpin, juga memberikan malapetaka gangguan kesehatan bagi masyarakat.
Pasalnya, polusi/pencemaran udara akibat debu yang bertebaran dan selama ini bertahun – tahun dihirup warga masyarakat ternyata menyebabkan dampak buruk terhadap kondisi kesehatan terutama penyakit infeksi saluran pernapasan. Hal itu terbukti dari meningkatnya angka masyarakat yang terserang penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), pada tahun 2016 ke 2017 lalu.
Seperti diungkapkan Wiwin, Ketua Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Puskesmas Kecamatan Rumpin saat di temui bogoronline.com. Dia mengungkapkan, sepanjang tahun 2016 lalu, ada peningkatan jumlah pasien yang datang ke Puskesmas Kecamatan Rumpin karena terserang penyakit ISPA. “Dari tahun 2016 ke 2017 ada peningkatan jumlah total pasien. Yaitu Pneumonia ada 126 orang, Ispa balita ada 2.517, Ispa dewasanya 3.912,” ungkapnya.
Menurutnya, selain asap rokok, adanya debu juga menjadi faktor utama masyarakat terserang penyakit ISPA. Oleh sebab itu, pihaknya selalu berupaya melakukan pencegahan melalui sosialisasi kepada kader posyandu dan masyarakat. “kami himbau warga ketika melakukan aktivitas di luar rumah dan berkendaraan agar memakai masker, apalagi bagi anak – anak,” imbuh Wiwin.
Lebih jauh Wiwin menjelaskan, penyakit ISPA adalah sebuah infeksi akut yang menyerang satu komponen saluran pernapasan pada bagian atas. Menurutnya, kebanyakan pasien yang berobat ke Puskesmas Rumpin mengalami pneumonia, yaitu tarikan nafas namun dada terasa berat. Hal ini biasanya disebabkan buruknya polusi udara karena debu dan asap kendaraan bermotor.
“saya saja yang tidak tinggal disini (Rumpin) tidak kuat karena polusi. Bagaimana warga sini yang menghirup udaranya setiap hari,” ujar Wiwin. Seperti diketahui, Kecamatan Rumpin merupakan daerah yang menjadi area tambang terbesar di Kabupaten Bogor. Dampak jalan rusak, becek berlumpur dan debu pekat, merupakan masalah klasik dan sehari – hari bagi warga masyarakat di kecamatan tersebut. (MUL)