CIBINONG – Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor nampaknya memang belum sigap memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Bumi Tegar Beriman. Sejumlah alat untuk menguji sampel swab test dengan metode polymerase chain reaction (PCR) ternyata belum dimanfaatkan secara maksimal. Bahkan bantuan alat test PCR dari Gubernur Jawa Barat masih dibiarkan nganggur. Akibatnya untuk mengetahui hasil swab test, warga harus menunggu hingga tiga minggu.
Informasi yang dihimpun bogoronline.com, jumlah alat test uji PCR yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Bogor jumlahnya sebanyak 6 unit. Namun, Dinkes baru mengaktifkan 2 unit saja, yakni alat test PCR di RSUD Cibinong dan RSUD Ciawi. Sementara, 4 alat lainnya, tersimpan di Labkesda sebanyak 2 unit, dan 2 unit lagi masing-masing ada di RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi.
“Untuk test PCR kita baru mulai, dalam arti karena kasus ini cukup tinggi. Awalnya, kita berpikir dengan 4 RSUD, di support RS swasta, Lab IPB, BTKL dan Litbangkes itu sudah cukup,” ujar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Dedi Syarif, saat dihubungi wartawan, Kamis (1/10/2020).
Karena menggampangkan, Dinkes hanya menggunakan 2 unit alat test PCR yang ada di RSUD Cibinong dan RSUD Ciawi. Hanya di dua rumah sakit ini alat test PCR terigester ke Litbangkes. Sementara alat test PCR yang ada di RSUD Cileungsi dan Leuwiliang sampai hari ini belum terigester. “Yang dua sedang di proses, Cileungsi dan Leuwiliang” imbuhnya.
Meski belum terigester, lanjutnya, alat test PCR di RSUD Leuwiliang dan RSUD Cileungsi sebenarnya sudah digunakan. Tapi, kapasitasnya kecil dan hanya digunakan untuk menguji sampel swab test pasien covid-19 yang di rawat di RSUD tersebut. “Sebenarnya mereka semuanya sudah running tapi untuk internal rumah sakit saja mereka sudah over juga karena banyak pasien yang dirawat,” katanya.
Sementara untuk pasien non perawatan di RSUD, sampelnya tidak mampu ditampung di RSUD tersebut. “Salah satu (contoh) yang isolasi di Kemang, kita kirim ke Labkesda, Labkesda di periksanya ke Lab IPB dan BTKL,” katanya
Namun, karena kurang jeli melihat perkembangan, Dinkes Kabupaten Bogor akhirnya kewalahan menangani sampel swab test. Laboratorium Litbangkes di Jakarta, Laboratoium IPB dan Badan Penelitian Kesehatan Lingkungan (BTKL) yang selama ini menjadi tempat tujuan untuk menguji test PCR semuanya overload.
Hal tersebut, karena kasus covid-19 di wilayah Bogor, Depok dan Bekasi mengalami lonjakan. Bahkan angka jumlah orang terinfeksi di Kabupaten Bogor memecahkan rekor baru dengan jumlah 50 kasus positif perhari. “Pada Bulan September terjadi overload di rumah sakit-rumah sakit, terutama di RSUD, dan di lab IPB juga sample banyak yang delay di Labkesda,” katanya.
Parahnya, dua alat test PCR di Labkesda ternyata sampai hari ini belum digunakan. Alat test PCR yang salah satunya merupakan bantuan dari Pemprov Jabar pada 31 Agustus lalu masih disimpan di Labkesda. Padahal dua alat test PCR tersebut mampu menguji 246 spesimen perhari.
Setelah menjadi sorotan karena hasil uji swab test bisa memakan waktu hingga tiga pekan, Dinkes baru mengambil langkah untuk mengaktifkan alat test PCR yang ada. Dedi, mengatakan, mulai pekan depan, pihaknya akan mengaktifikan dua alat test PCR di Labkesda. Pihaknya juga akan memanfaatkan alat test PCR dari BNPB yang rencananya akan ditempatkan di RSUD Cibinong. Dengan demikian total, Kabupaten Bogor memiliki 7 alat test PCR untuk mempercepat pengujian sampel swab test.
“Sekarang ada proses, Minggu depan di Labkesda kita ada 2 alat PCR, satu BSL-2 lengkap, satu lagi bantuan dari Propinsi. Yang BSL-2 bisa menguji 200 spesimen perhari dari Pemda Provinsi sekitar 46 spesimen perhari,” katanya.
Sementara, sampai hari Kamis (1/10) Dinkes baru mampu menguji swab test 14.841 spesimen, masih jauh dari standar WHO 1/1000 penduduk atau 60.000 spesimen untuk Kabupaten Bogor. Adapun rapid test baru dilakukan terhadap 50.184 spesimen. Saat ini, kemampuan pengambilan sampel swab test Kabupaten Bogor juga masih rendah, yakni hanya 100 sampai 200 spesimen. Itupun, masih terkendala alat PCR untuk menguji sampel swab test yang masuk.
“Testing kalau kita breakdown minimal kita bisa sehari 500 sampel sudah bisa memenuhi standar WHO,” kata Dedi Syarif.
Data satuan tugas Covid-19 per tanggal 30 September 2020, jumlah warga terkonfirmasi Covid-19 sudah mencapai 1.880 kasus dengan jumlah pasien meninggal sebanyak 54 kasus, 1.200 orang dinyatakan sembuh, dan terkonfirmasi aktif sebanyak 620 kasus. (*)