BOGORONLINE.com, Jakarta – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menggelar rapat evaluasi pemberlakuan PPKM Mikro di wilayah Bogor, Depok, Bekasi (bodebek). Bertempat di markas Kodam Jaya, Jakarta, Kamis (4/3/2021), rapat tersebut juga dihadiri Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran, Kasdam Jaya Brigjen TNI Muhammad Saleh Mustafa serta para Kepala Daerah, Kapolresta, dan Dandim se-Bodebek.
“Kami membicarakan wilayah Bodebek sebagai satu klaster besar Covid-19 yang harus terus dikoordinasikan, dikomunikasikan agar kompak. Kesimpulan pertama, PPKM Mikro di Jawa Barat dan juga diwakili oleh Bodebek saya nyatakan berhasil,” ungkap Ridwan Kamil.
“Sehingga kami semangat untuk meneruskan sebagai normal baru. Kita teruskan saja PPKM Mikro ini karena terbukti kedisiplinannya di atas 80 persen, ekonomi naik di wilayah Bodebek ini 21 persen. Kita awalnya menduga dengan adanya PPKM pengetatan mikro, ekonomi tertekan. Kenyataannya sebaliknya,” tambahnya.
Ridwan Kamil juga menyebut tingkat kematian akibat Covid-19 tidak lebih dari 1,2 persen. “Artinya 99 persen Covid-19 di Jawa Barat ini sembuh dan sedang disembuhkan. Dua minggu ini kasus mingguan kami hanya 10 ribuan. Sementara dua minggu sebelumnya 28 ribuan. Turun 60 persen. Ini kelihatannya mewakili semua laporan di daerah-daerah. Puncaknya adalah selama setahun ini, baru minggu ini tidak ada zona merah di Jawa Barat. Jawabannya adalah kerja keras semua pihak,” kata Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil.
Turunnya kasus terkonfirmasi positif juga berdampak pada tingkat keterisian tempat tidur atau ruang perawatan di rumah sakit di Jawa Barat, termasuk kawasan Bodebek. “Yang tadinya di awal tahun mendekati 80 persen, tapi di minggu ini turun menjadi 59 persen. Sudah level lebih aman dari standar WHO di 60 persen,” ujarnya.
“Makanya yang saya banggakan dari Kota Bogor hari ini adalah tingkat keterisian rumah sakitnya paling rendah di Bodebek. Di angka 44 persen. Ini sudah keren ya. Dari 80 ke 58, dan turun terus ke 44 persen. Ini Bogor sendiri paling rendah, berarti yang sakitnya sedikit. Itu saya apresiasi untuk Pak Bima Arya dan jajaran,” terang Emil.
Ia juga memuji apa yang telah dilakukan oleh Pemkot Bogor dalam upaya penanganan Covid-19, salah satunya lewat program ganjil genap. “Saya melihat apa yang diupayakan Pak Bima Arya itu sangat baik. Karena situasi di daerah itu beda-beda. Terbukti kalau saya monitor dari hasil ganjil genap ini pergerakan kan turun. Di mana kalau pergerakan mobilitas turun, maka kasus Covid turun,” kata dia.
Di tempat yang sama, Wali Kota Bogor Bima Arya mengungkapkan bahwa hasil cukup baik yang dicapai dalam penanganan Covid-19 ini karena ada sinergi yang baik dari berbagai elemen, yakni TNI/Polri, dinas terkait dan masyarakat.
“Ini karena total football. Ini tidak akan terjadi ketika tidak serempak turun ke bawah. Dari hulu ke hilir. Jadi kapolres dan jajaran, Dandim dan jajaran, saya dengan jajaran betul-betul sampai ke bawah di PPKM Mikro. Sehingga semuanya bergerak. Ada RW Siaga, ada Posko Kelurahan, Polisi RW, koordinasi dengan dinas, ada suplai logistik, pembinaan, pengawasan, pencegahan semuanya ada disitu. Kalau itu kendor maka akan bubar lagi semuanya,” jelas Bima Arya.
Terkait program ganjil genap yang direlaksasi sementara dalam dua minggu ke depan, kata Bima, bagian dari strategi ‘gas’ dan ‘rem’ agar bisa menyeimbangkan antara dimensi kesehatan dan ekonomi.
“Ekonomi sebetulnya di awal ganjil genap drop. Tapi minggu-minggu berikutnya sudah mulai recover. Kita lihat kemarin hotel membaik, pasar juga membaik. Hampir semua indikator membaik walaupun restoran tetap turun. Pertimbangan kita lebih kepada sedikit relaksasi karena angkanya baik. Tidak menutup kemungkinan ketika dua minggu angkanya kembali naik, itu kita lakukan lagi. Inilah cara kita menyeimbangkan gas dan rem tadi,” tukasnya.
Secara keseluruhan, data hingga Kamis (4/3/2021) tercatat total kasus positif mencapai 12.329, selesai isolasi atau sembuh 10.923, masih sakit atau dirawat 1.206 dan meninggal 200 kasus. (*)