10 Pasar Tradisional Bakal Direvitalisasi, Dimulai Pasar Tanah Baru

BOGORONLINE.com, Kota Bogor – Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ) Kota Bogor berencana akan melakukan revitalisasi 10 pasar yang potensial di Kota Bogor. Revitalisasi ini dimaksudkan untuk meningkatkan pelayanan kepada pedagang dan tentunya masyarakat Kota Bogor.

Pembangunan pasar tradisional yang dikelolanya dimulai dari Pasar Tanah Baru dan Pasar Pemoyanan diakhir 2021.

Direktur Utama Perumda PPJ Kota Bogor, Muzakkir mengatakan, tahun ini, PPJ ada beberapa hal yang telah dan akan dilakukan, pertama pasar yang bisa diselesaikan dan ia berterimakasih kepada wali kota Bogor dan wakilnya, Sekda, Kabag Hukum dimana akhir tahun pengelolaan Pasar Teknik Umum (Tekum) diserahkan sepenuhnya ke Perumda PPJ.

“Penghasil per bulan saat ini Pasar Tekum Rp300 juta, bahkan potensinya bisa menjadi Rp500 juta per bulan. Selama beberapa tahun lalu bisa dibayangkan, kehilangan PAD. Lalu yang Plaza Bogor sudah inkrah dan bisa diserahkan ke PPJ,” ungkap Muzakkir kepada sejumlah wartawan pada Kamis (16/12/2021) siang.

Kedua, lanjut Muzakkir, saat ini berkenaan penyertaan modal terkendala dari BKAD Kota Bogor, karena satu pasar alas hak Pemkot Bogor tapi didalamnya ada sertifikat perseorangan. “Jangan sampai saat dibangun pasar jadi sengketa, tetapi untuk awalan Pasar Tanah Baru sudah berjalan, sisa Tanah Baru akan dilelang beserta pasar Pamoyanan,” imbuhnya.

Muzakkir mengatakan, ada 14 pasar yang dikelola Perumda PPJ dan ada beberapa pasar yang harus direvitalisasi pada 2022 lantaran kondisinya peninggalan zaman dahulu. Untuk itu, pihaknya mempogramkan revitalisasi 10 pasar.

Iapun mengharapkan Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) pada Februari atau April dapat lahir untuk peraturan daerah dan bisa digenjot merealisasikan program revitalisasi.

“Untuk di pasar yang dituntut pelayanan kepada masyarakat, tidak boleh rugi tapi harus untung. Berbicara pandemi Covid-19 pasar sangat terdampak, karena pendapatan dari pelayanan, seperti servis charge, jasa keamanan, kebersihan, tarif diatur tidak bisa menaikan tarif karena melalui kajian,” tuturnya.

Muzakkir mengungkapkan, agar ekonomi tetap tumbuh saat pandemi Covid-19 diberikan diskon dari 30 persen sampai 79 persen. Sebab, tarif jika tidak didiskon banyak pedagang gulung tikar.

“Kami meminta persetujuan, Dewan Pengawas (Dewas), owner kami (wali kota dan wakil wali kota) dan DPRD untuk PMP. Karena Covid-19 pendapatan otomatis drop,” kata Muzakkir.

Namun demikian, ia mengaku optimis pada Oktober hingga saat ini ekonomi membaik dan diskon maksimal hanya diberikan 20 persen. Muzakkir mengatakan, bahwa pelayanan tetap harus semakin baik lantaran setiap tahun harus ada pendapatan yang disetorkan ke Pemerintah Kota Bogor.

Ditegaskan olehnya, untuk pembiayaan revitalisasi atau pembangunan pasar ada yang menggunakan PMP dan kerjasama dengan pihak tiga. Untuk Pasar Pamoyanan dan Padasuka sendiri menggunakan PMP.

“Kami menggunakan kerjasama dengan kerjasama (BOT) Pasar Merdeka, Sukasari dan Jambu dua. Sementara alih fungsi jadi gedung parkir Pasar Bogor dan Plaza Bogor. Nantinya akan buat ruang pertemuan dan pusat kuliner. Kami berharap PMP kami segera jadi,” pungkasnya. (Hrs)

ARTIKEL REKOMENDASI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *