BOGORONLINE.com – Ratusan warga Kampung Muara Lebak RT03 RW10, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, mendatangi salah satu rumah warga setempat.
Aksi itu dilakukan menyusul adanya pengrusakan pipa milik Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor, yang saat ini kondisinya bocor besar. Kebocoran pipa terjadi tetap di bawah jembatan Ledeng.
Dalam aksinya, warga meminta agar pengrusakan tidak kembali dilakukan oleh terduga pihak ahli waris dan meminta pipa tersebut diperbolehkan diperbaiki.
Pantauan di lapangan, para warga yang didominasi kaum emak-emak ini terus meneriaki yel-yel yang diarahkan agar pipa yang bocor tersebut bisa segera diperbaiki.
Kondisi yang memanas ini, membuat aparat kepolisian dan TNI berusaha mediasi kedua belah pihak, namun belum ada hasilnya.
Diduga awal mulanya dugaan pengrusakan pipa ini lantaran sengketa antara ahli waris pemilik lahan Ratnaningsih dengan Perumda Tirta Pakuan Kota Bogor.
Salah satu warga, Rosma mengungkapkan, bahwa warga umumnya menginginkan jangan sampai pipa ada di wilayahnya diputus.
Saat ini, kebocoran pipa yang terjadi akibat pengrusakan ini juga telah menyebabkan air terbuang sia-sia atau mubazir.
“Kami butuh air, pelayanan air terganggu, karena aliran jadi kecil. Saya harap aman dan damai ahli waris dan Tirta Pakuan, begitu saja,” ungkap Rosma di depan rumah ahli waris.
Rosma berharap segera ada solusi yang terbaik, jangan sampai masyarakat menjadi susah dan korban.
“(Kalau) pengerusakanya mah ditindak dengan aturan yang sesuai saja,” ujar dia.
Sementara itu, warga lainnya, Meydiawati mengemukakan menurut sesepuh di Kampung Muara Lebak, bahwa pipa ledeng atau pipa Tirta Pakuan itu sudah ada dari sebelum tahun 1945.
“Orang tuaku yang berbicara. Semua warga butuh air, jangan menyalahkan satu orang. Ini warga semua, air jangan dibuang-buang,” tuturnya.
Terpisah, Adiman PS Badey selaku penerima kuasa ahli waris Ratnaningsih menuturkan, dirinya baru tahu terkait aksi warga setelah dihubungi ahli waris dan langsung ke lokasi.
“Dengan aksi seperti ini saya merasa lucu. Kemarin-kemarin saat pemotongan kenapa tidak teriak. Tapi di saat perjalanan pemotongan sudah 90 persen baru mereka teriak. Ada apa dibalik ini?,” ujarnya.
Adiman menjabarkan, permasalahan ini sudah dilakukan mediasi di Polresta Bogor Kota, bulan lalu. Pada saat itu, sambungnya, belum ada titik temu dari Perumda Tirta Pakuan.
“Nah, di situ sudah berbicara by data. Klein saya punya letter C, surat pembayaran pajak (PBB) dari 1976 sampai saat ini, semua lengkap,” imbuhnya.
Ia mengatakan pemotongan pipa tersebut lantaran berada di lahan yang diklaim sebagai milik kliennya dan akan tetap dilanjut sampai ada solusi dari Perumda Tirta Pakuan.
“(Perbaikan) tidak boleh kan masih berjalan. Klein saya bilang potong pipa ini agar geser, jalur mana bebas, yang penting tidak lewat tanah klien saya. Iya dibayar, tinggal dibenerin silahkan. Sebenarnya simpel aja, kita ikut undang undang saja,” tandasnya.
Based on observations in the field, the residents, who are dominated by mothers, continue to shout slogans to ensure that the leaking pipe can be repaired immediately. It is suspected that the alleged damage to the pipe was initially due to a dispute between the heirs of the land owner Ratnaningsih and Perumda Tirta Pakuan, Bogor City. For clearer information, you can visit our website https://viralfirstnews.com/