Pamijahan – Para pemuka agama berkumpul dalam Silaturahmi Barisan Santri Ruhiyat Sujana di Komplek Ibnu Sina, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor, Minggu 21 Januari 2024.
Ada sekitar 100 lebih para kiyai yang berguyub untuk membahas masa depan sektor keagamaan di Bumi Tegar Beriman.
KH. Fiqih Noval Hamzali, dalam paparnya menyampaikan bahwa para pemuka harus bersama dalam mendorong dan menyampaikan kebutuhan sektor keagamaan.
“Kita tidak boleh berbeda pandangan untuk sektor keagamaan. Harus satu visi dan misi dalam merealisasikan dan mengembangkan sektor keagamaan di Bogor ini,” kata KH. Fiqih.
Ia memaparkan, sektor keagamaan harus menjadi poin penting pemerintah dalam membangun sumberdaya manusia yang unggul dan beradab.
“Kita sebagai pengajar dan pelajar, harus bersama peduli masa depan anak-anak kita dengan penguatan ilmu dan amal yang shaleh,” papar dia.
Sementara, KH Dede Firdaus menyebut, sosok politisi seperti Ruhiyat Sujana menjadi penerang pentingnya suara ulama untuk kemajuan sektor keagamaan.
“Kami selaku para alim ulama memandang positif atas penyelenggaraan acara tersebut dengan alasan Kang Ruhiyat Sujana memberikan beberapa pencerahan kepada kami,” papar dia.
Pimpinan pondok Syamsul Ulum Tenjolya itu mengaku tercerahkan bahwa kaum sarungan harus mulai melek politik agar peran kaum sarungan bukan hanya menjadi objek politik, tapi pelaku politik.
“Subjek politik yang cerdas yang mampu menjadikan politik sebagai media dawah untuk perbaikan umat. Kemudian, dalam paparan kang RS, persatuan dan syiar di atas politik yang harus menjadi prioritas dan etika politik harus dijunjujung tinggi dengan tidak merusak marwah tokoh agama,” papar dia
Ia bahkan baru menyadari satu-satunya pelopor pengumpul para ulama di Bogor adalah Ruhiyat Sujana, yang konsisten mendorong pemajuan sektor keagamaan melalui pengajian dan diskusi lintas tokoh agama.
“Jujur, banyak diantara kami yang belum tau sosok Kang Ruhiyat. Beliau ternyata pelopor pengajian para kiyai di Bogor barat yang bernama Rumah Santri dan wadah pengajian lainnya yang mengumpulkan kepentingan para pemuka agama,” jelasnya.
Di tempat yang sama, Anggota DPRD Kabupaten Bogor, Ruhiyat Sujana memaparkan, untuk terlibat memaksimalkan sektor keagamaan pemuka agama atau santri harus terjun keterlibatan dalam berbagai aspek termasuk politik.
“Sebab, kebijakan itu akan sangat berpengaruh jika kita ada di jalan, baik eksekutif maupun legislatif,” papar dia.
Sehingga, para pemuka agama harus cermat dalam memilih calon wakil rakyat agar bisa membawa apa yang dibutuhkan para santri dan kiyai.
“Saya tidak mengajak untuk memilih saya, namun saya konsisten di sektor tersebut. Perda Pontren sudah kami dorong untuk disahkan. Tinggal pembuatan Perbupnya agar bisa cepat disahkan dalam peraturan tersebut,” jelasnya.
Ia menilai, masih banyak ruang lain dalam mengembangkan sektor keagamaan. Sehingga, perlu waktu tidak sebenar dalam merealisasikan semua yang dibutuhkan para pegiat keagamaan.
“Butuh waktu lama, karena jika saya sendiri mendorong itu akan sangat berat. Maka mari kita sama-sama membangun untuk kesejahteraan kita semua. Sudah saatnya kaum santri bangkit dan memperkuat persatuan lewat barisan santri. Mohon doa agar saya juga selalu istiqomah,” tutup dia.