Skeptisisme adalah sikap mempertanyakan atau mencurigai segala sesuatu karena adanya keyakinan bahwa segala sesuatu bersifat tidak pasti. Para penganutnya menyakini adanya pengetahuan yang diduga sebagai keyakinan atau dogma belaka. Wikipedia
Lahir dari perasaan optimisme, beberapa orang membuat kapal besar untuk berlayar dilautan luas yang harus siap menghadapi riak, ombak, gelombang, badai dan bahkan tsunami. Tantangan itulah yang kemudian si pembuat kapal merasa perlu dibuatkan skoci untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan. Kapal dibuat dengan rasa optimime, sementara skoci dibuat karena rasa skeptis atau pesimis. Optimisme terbangun karena adanya perhitungan – perhitungan yang rasional (terukur). Sementara skeptisisme atau pesimisme terbangun karena keadaan atau lautan seringkali memberikan kejutan yang tidak terduga yang tidak terprediksi.
Indonesia sebagai sebuah perahu besar kini sedang menunggu dengan pasti siapa yang akan menakhodainya? Seorang nakhoda yang harus mengetahui secara jelas dan pasti kemana perahu itu akan berlayar, seperti apa tantangan dan rintangan yang akan dihadapinya, dan apa saja kebutuhan yang harus dipenuhinya.
Apakah keputusan untuk menetapkan siapa yang akan menjadi nakhoda itu telah sesuai dengan prinsif prinsif moral yang memiliki basis rasional dan spiritual. inilah yang kemudian membuat sebagian kaum intelektual merasa pesimis dan skeptis atas hasil keputusan yang akan diambil. Kaum intelektual kini merasa skeptis, pesimis, dan sebagian ada yang apatis terhadap realitas yang kini sudah tidak bisa diatasi lagi melalui prosedur yang tersedia. Sebuah keadaan yang teramat sulit dan ini menjadi tantangan yang harus dipecahkan.
Ketika prinsif moral jauh dari realitas. apa yang harus kita dilakukan? Diam membiarkan kenyataan terus tergerus oleh nafsu serakah atau melakukan perubahan dan perbaikan. Dengan alat dan cara apa perubahan dan perbaikan itu harus dilakukan? inipun menjadi masalah yang pelik dan problematis
