Perkuat Literasi Pertanian, BB Pustaka Dorong Akses Informasi untuk Petani dan Penyuluh Nasional

BOGORONLINE.com — Perpustakaan memegang peran strategis dalam pembangunan sektor pertanian karena menjadi sumber informasi bagi petani dan penyuluh. Pandangan tersebut disampaikan Staf Khusus Ahli Menteri Bidang Kebijakan Pertanian, Sam Herodian, dalam Forum Komunikasi Perpustakaan dan Literasi Pertanian yang berlangsung pada 19–20 November 2025 di Auditorium Utama Ir. Sadikin Sumintawikarta, Kota Bogor.

Dalam forum tersebut ditegaskan bahwa informasi pertanian yang dikelola Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian (BB Pustaka) bersifat teknis, sehingga perlu terus diperluas penyampaiannya kepada seluruh pemangku kepentingan. BB Pustaka diharapkan tidak hanya berfokus pada penerbitan buku, tetapi juga mampu membangun opini publik sehingga informasi pertanian dapat menjangkau penyuluh dan petani secara lebih masif.

Kementerian Pertanian menilai literasi yang baik sangat penting di tengah derasnya arus informasi. Karena itu, BB Pustaka dipandang sebagai institusi yang dapat mendukung peningkatan literasi informasi demi memperkuat ketahanan pangan dan swasembada nasional.

Penyelenggaraan forum ini bertujuan memperkuat jejaring dan kolaborasi antarinstansi agar terbentuk ekosistem informasi pertanian yang terpadu dan mudah diakses. Kegiatan ini juga menjadi wadah berbagi pengalaman, inovasi, dan praktik terbaik dalam pengelolaan perpustakaan dan literasi.

Selain itu, forum komunikasi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pengelola perpustakaan dan literasi agar mampu menghadirkan layanan kreatif, adaptif, serta berorientasi pada kebutuhan pemustaka. Pada kesempatan ini BB Pustaka juga memberikan apresiasi kepada para insan pertanian sebagai bentuk dukungan untuk peningkatan kualitas penerbitan di sektor pertanian.

Sam Herodian kembali menegaskan pentingnya peran perpustakaan bagi pelaku pertanian.

“Perpustakaan sangat penting sekali karena petani dan penyuluh butuh informasi pertanian. Informasi yang disampaikan BB Pustaka bersifat teknis sehingga harus kita dorong agar dapat menyampaikan informasi bersifat teknis kepada seluruh stakeholdernya,” ujarnya, Rabu (19/11/2025).

Senada dengan itu, Deputi II Bidang Pengembangan Sumber Daya Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Adin Bondar, menyoroti perlunya penyelarasan kebijakan antara Kementan dan Perpusnas untuk memperkuat akses informasi bagi petani dan penyuluh. Ia menyampaikan bahwa kerja sama keduanya telah dilakukan untuk mendukung prioritas Presiden dalam mewujudkan swasembada pangan.

“Kami berkolaborasi dalam mengembangkan literatur bacaan berbasis pertanian, terutama untuk meningkatkan keterampilan terhadap petani kita. karena sekarang ada petani milenial yang kita harapkan berbasis literatur dan pengetahuan,” ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa perpustakaan modern kini dapat diakses secara digital tanpa harus berkunjung secara fisik.

Kepala Balai Besar Perpustakaan dan Literasi Pertanian, Eko Nugroho Dharmo Putro, menyampaikan bahwa BB Pustaka saat ini mengelola perpustakaan, literasi, repository ilmiah, serta layanan informasi pertanian nasional.

“BB Pustaka berkomitmen menjadi pusat pengetahuan pertanian yang modern, adaptif, dan mudah diakses oleh seluruh pemangku kepentingan,” paparnya.

Ia juga memperkenalkan sejumlah inovasi layanan, antara lain Bincang Cerdas Literasi (BCL), LOVE (Live of Agriculture Virtual Literacy), PUBER (Pustaka Bergerak), RELASI (Repository dan Layanan Ilmiah), serta SAPU TERAS (Single Account, Penerbitan, Penyebarluasan Terbitan dan Akses).

“Dalam menghadapi perubahan teknologi, pola akses informasi, serta kebutuhan pengguna yang dinamis, BB Pustaka melakukan transformasi untuk menjadi knowledge center digital yang inklusif dan relevan bagi petani, penyuluh, akademisi, serta masyarakat umum,” katanya.

Di akhir pemaparannya, Eko menyebut perpustakaan pertanian berperan sebagai jembatan yang menghubungkan riset, kebijakan, inovasi, dan praktik lapangan.

“Forum komunikasi ini diharapkan mampu memperkuat jejaring, meningkatkan kompetensi pengelola perpustakaan, serta mendorong kolaborasi antar-institusi dalam membangun ekosistem informasi pertanian yang lebih inklusif,” tukasnya.

Tahun ini Forum Komunikasi Perpustakaan dan Literasi Pertanian mengusung tema “Meningkatkan Literasi Pertanian untuk Kemandirian dan Swasembada Pangan.” Kegiatan tersebut juga diisi dengan pemberian penghargaan kepada lembaga dan individu yang berkontribusi dalam pengembangan perpustakaan dan literasi pertanian, seperti Anugerah Cipta Agro Literasi, Anugerah Karya Agro Literasi Populer 2025, Anugerah Patuh Serah Simpan Karya, serta penghargaan Lomba Video Perpustakaan dan Video Inovasi Pertanian.

Peserta yang hadir berasal dari perguruan tinggi, pemerintah, komunitas literasi, pelaku penerbitan, penyuluh, praktisi pertanian hingga masyarakat umum. Secara keseluruhan, kegiatan ini berfungsi sebagai ruang kolaboratif untuk memperkuat hubungan antar lembaga dalam pengembangan perpustakaan dan literasi pertanian di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *