BOGORONLINE.com – Sejumlah komunitas pengemudi ojek online (ojol) dari wilayah Bogor, Depok, Tangerang, dan Cibinong menyatakan dukungannya terhadap skema potongan komisi sebesar 20 persen yang diterapkan oleh aplikator transportasi daring seperti Grab. Mereka menilai skema ini masih adil dan memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan mitra serta keberlangsungan ekosistem digital.
Pernyataan resmi ini disampaikan oleh empat komunitas besar, yakni Relawan Driver Grab Bogor, ADGI Tangerang, KBGB Border Town Depok, dan Ladies Online Cibinong. Keempat komunitas tersebut menaungi ribuan mitra aktif yang setiap hari bekerja di jalan dan menjadi bagian penting dalam sistem transportasi online nasional.
Ketua Relawan Driver Grab Bogor, Heri Dinata, menyatakan bahwa potongan komisi 20 persen seharusnya tidak menjadi perdebatan utama selama mitra masih mendapatkan manfaat yang setara dari aplikator.
“Potongan ini mendukung kestabilan layanan. Kami masih mendapatkan order yang stabil, promo pelanggan tetap berjalan, dan perlindungan seperti asuransi serta layanan bantuan 24 jam,” ujar Heri, Jumat (18/7/2025).
Ia juga menambahkan bahwa mitra pengemudi terus menerima berbagai keuntungan seperti GrabBenefits yang mencakup diskon layanan kesehatan, perawatan kendaraan, dan kebutuhan harian lainnya.
Dukungan serupa juga datang dari komunitas ADGI Tangerang. Perwakilannya, Didik Ari Wibowo, menilai bahwa keberlanjutan layanan lebih penting dibanding sekadar menurunkan potongan komisi.
“Jika komisi dipotong jadi 10 persen tanpa perhitungan matang, bisa jadi aplikator tidak mampu mempertahankan layanan seperti pusat bantuan, asuransi, dan promo pelanggan yang sangat penting menjaga volume order,” jelas Didik.
Sementara itu, Heru Widigdo dari komunitas KBGB Border Town Depok menyebut promo pelanggan yang didukung oleh sistem komisi saat ini turut menjaga stabilitas pendapatan mitra.
“Menurunkan komisi justru bisa berdampak menurunkan volume order. Kami lebih memilih sistem saat ini yang terbukti menjaga kelangsungan pendapatan,” tegasnya.
Dukungan juga disuarakan oleh komunitas Ladies Online Cibinong, yang menaungi mitra pengemudi perempuan. Ketua komunitas, Lilis Suryani, menyatakan bahwa stabilitas platform menjadi prioritas utama para driver perempuan yang mengandalkan ojol sebagai sumber penghasilan utama.
“Kami tidak keberatan dengan komisi 20 persen selama mendapat keamanan, perlindungan, dan keberlangsungan kerja. Perubahan sistem yang tidak terukur justru membuat kami rentan kehilangan penghasilan,” ungkap Lilis.
Lilis juga menyoroti pentingnya suara pengemudi aktif dalam proses pengambilan kebijakan.
“Jangan sampai kebijakan dibuat hanya karena tekanan dari pihak-pihak yang tidak lagi aktif. Kami yang bekerja setiap hari di lapangan yang paling merasakan dampaknya,” tegasnya.
Keempat komunitas ini juga mendesak Kementerian Perhubungan agar terbuka mendengar aspirasi para driver aktif dan tidak terburu-buru mengubah kebijakan hanya karena tekanan dari kelompok tertentu.
“Kami ingin sistem yang stabil dan mendukung kehidupan kami. Skema 20 persen adalah bagian dari keseimbangan itu. Jangan diubah tanpa kajian menyeluruh,” bunyi pernyataan bersama.
Sebagai bentuk penegasan sikap, mereka menyatakan tidak akan mengikuti aksi turun ke jalan pada 21 Juli 2025 yang diinisiasi oleh Garda, karena menilai gerakan tersebut tidak mewakili suara dan kepentingan mayoritas driver aktif.
Dengan demikian, komunitas ojol di Bogor, Tangerang, Depok, dan Cibinong ikut memperkuat dukungan terhadap keberlangsungan skema komisi 20 persen yang selama ini menjaga harmoni antara aplikator, mitra, dan pelanggan dalam ekosistem transportasi daring Indonesia.





