bogorOnline.com-CILEUNGSI
Kronologis dugaan pemuklan di angkringan Warles, dekat Hotel Mekarsari, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor tidak ada pukul dan angkringan itu tempat gaduh.
Hal itu dijelaskan Kanit Reskrim Polsek Cileungsi, IPTU Ari Badau mengatakan, kalau untuk laporannya awal mulanya ada laporan dari warga bahwa di angkringan tersebut. Buka dari sore sampai jam 5 pagi. Kemudian dari musiknya keras-keras ditegur Rukun Tetangga (RT) dan tempat itu tidak mengindahkan.
Banyak info-info masih ia mengatakan, waktu malam kejadian setelah pulang warga RT, Kepala Dusun (Kadus), Rukun Warga (RW) menuju angkingan itu. Kebetulan anaknya Dewan sedang mekan.
“Supaya si anak pa Dewan itu tidak terjadi pemukulan,” ujarnya saat dihubungi Wartawan belum lama ini.
Masih Ari menjelaskan, aparat setempat langsung menuju ke arah pemilik warung. untuk bubarkan kerena meresahkan dan salah satu warga mengampiri anak dewan. Kerena diajak pulang tidak mau. Dua temannya sudah berdiri bersama omnya hendak meninggalkan lokasi. Lantaran si anak Dewan tidak pulang terjadilah adu selisih dengan warga. Lantas salah satu pemuda disitulah berkata tolong gun, masih ponakan hingga diamankan.
“Nah, untuk dipukul engganya kan belum ada yang ngeliat ya,” tambahnya.
Sebelumnya, Sekretaris Desa (Sekdes) Mekarsari, Dede Firdaus, membantah keras tudingan adanya pemukulan terhadap anak salah satu anggota DPRD Kabupaten Bogor di wilayahnya. Ia menegaskan, kabar tersebut tidak benar dan telah memicu kesalahpahaman di tengah masyarakat.
Menurut Dede, insiden yang terjadi di Angkringan Warles, dekat Hotel Mekarsari, sama sekali tidak melibatkan kekerasan. Kejadian itu hanyalah bentuk penyampaian keluhan warga terhadap aktivitas angkringan yang kerap menimbulkan kebisingan hingga larut malam.
“Saya tegaskan, tidak ada pemukulan, tidak ada kekerasan. Itu fitnah dan dibesar-besarkan. Warga hanya menyampaikan keluhan karena musik diputar keras sampai dini hari. Bahkan ada warga yang istrinya baru operasi merasa sangat terganggu,” tegas Dede kepada Wartawan Kamis (23/10/25).
Ia menjelaskan, keluhan warga terhadap aktivitas angkringan tersebut sudah berlangsung lama. Pemerintah desa pun telah berkoordinasi dengan Bhabinkamtibmas dan Polsek Cileungsi untuk menindaklanjutinya secara resmi. Bahkan, pihak kepolisian sempat melakukan razia sehingga kegiatan musik sempat berhenti sementara. Namun, tak lama kemudian, aktivitas bising kembali terjadi.
Ketegangan mencapai puncaknya usai peringatan Maulid Nabi, ketika sekitar 30 warga mendatangi lokasi angkringan untuk menegur pemilik secara langsung. Mengamankan pengunjung bernama Rangga, yang belakangan diketahui merupakan anak anggota DPRD Bogor.
“Tidak ada tindakan anarkis. Justr mengamankan anaknya agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Pak Kadus dan keluarga Rangga juga melihat langsung. Jadi, laporan yang beredar itu ngawur,” ujar Dede menegaskan.
Dede menilai, pemberitaan atau isu yang berkembang di luar justru berpotensi menimbulkan kegaduhan baru. Ia mengingatkan agar pihak-pihak tertentu tidak memelintir fakta lapangan demi kepentingan pribadi atau politik.
“Kami tidak anti dengan angkringan. Silakan berdagang, tapi tolong hormati ketenangan warga. Jangan sampai usaha hiburan dijadikan alasan untuk mengganggu lingkungan,” tambahnya.(rul)






