Ciseeng – bogoronline.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan bersama Anggota Komisi IV DPR RI Fraksi Golkar Ichsan Firdaus menyerahkan 500 ribu benih ikan air tawar di Ciseeng. Bantuan benih itu disebar di Kali Cibeuteung dan Kelompok Pembudidaya Perikanan (Pokdakan) di bawah naungan Unit Pengolahan dan Pembudidaya (UPP) Mina Kahuripan.
Dalam kesempatan itu Ichsan Firdaus melalui stafnya Arif Bahtiar mengatakan, apa yang telah dilakukan UPP Mina Kahuripan dalam meningkatkan kesejahteraan petani ikan sangat bermanfaat. Oleh karena itu perlu diperkuat dengan permodalan khususnya modal pembuatan pakan ikan.
“Modal dalam pembuatan pakan ikan sangat besar karena harus berasal dari ikan berkualitas yang memiliki kandungan gizi terbaik. Meskipun mesin pembuat pakan ikan sudah diberikan, namun tanpa modal, bantuan mesin itu akan sangat tidak bermanfaat,” kata Arif kepada wartawan di sela acara di Kantor Desa Babakan Kecamatan Ciseeng, Minggu (10/4).
Senada dengan hal itu, Ketua UPP Mina Kahuripan Kabupaten Bogor, Ook Suherman mengakui bahwa bantuan mesin pembuat pakan ikan sebanyak 3 unit hingga kini belum dapat dipakai karena terkendala bahan baku ikan sebagai komponen utama pembuat pakan ikan.
“Saat ini kami terkendala permodalan untuk membeli bahan baku berupa ikan yang berkualitas. Kami berharap Pemkab Bogor dan Kementerian Kelautan dan Perikanan dapat memberi suntikan dana untuk pembuatan pakan ikan,” ujar Ook.
Ook menjelaskan selama ini Pokdakan terkendala dengan tingginya harga pakan ikan yang masih impor. Sementara pembuatan pakan mandiri belum berjalan optimal. Di sisi lain, UPP memiliki daya serap tinggi dalam mengonsumsi pakan ikan. Untuk memenuhi kebutuhan 6 ribu pokdakan yang ada di Kabupaten Bogor.
“Anggota kami sebanyak 6 ribu pokdakan. Kalau kami harus terus membeli pakan ikan maka biaya produksi akan tinggi sehingga harga ikan mahal. Padahal biaya produksi dapat ditekan sekecil mungkin dengan memiliki mesin pembuat pakan mandiri. Kalau pemerintah dapat menyukseskan program pembuatan pakan mandiri, saya yakin harga ikan semakin murah dan konsumen ikan akan semakin banyak sehingga mencerdaskan kehidupan bangsa secara berkesinambungan,” tegas Ook.
Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Siti Farikah mengatakan, saat ini mesin pembuat pakan ikan sudah diserahkan dan ditempatkan di UPP Mina Kahuripan sebanyak 3 unit. Terkait permodalan pihaknya perlu mengkaji lebih dalam problem utama dalam menyukseskan program pakan mandiri tersebut.
“Kami akan bahas lebih dalam soal pakan mandiri ini agar mesin yang telah diserahkan dapat dioptimalkan bagi pembudidaya ikan,” kata Farikah yang hadir mewakili Bupati Bogor Nurhayanti, kemarin.
Dalam acara itu sebanyak 60 ribu ekor benih ikan patin diserahkan kepada 4 kelompok pembudidaya. 140 ribu ekor benih ikan lele diserahkan ke 3 pokdakan, benih ikan nila 140 ribu untuk 7 pokdakan dan 180 ribu benih ikan mas untuk 6 pokdakan. Benih-bemih tersebut merupakan benih unggul hasil riset dari Balai Besar Perikanan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi di bawah KKP RI.
Selain diserahkan kepada para Pokdakan, benih ikan nila juga disebar di Kali Cibeuteung yang bermuara di Kali Cisadane. Selain sebagai restocking dan pelestarian ikan air tawar di perairan umum, itu juga dilakukan agar masyarakat pencari ikan mendapat ikan berkualitas terbaik.
“Restocking ini juga ditujukan agar dapat diperoleh ikan berkualitas unggul dari habitat aslinya. Di sisi lain restocking ini juga bermanfaat bagi keseimbangan ekosistem di perairan umum khususnya di (Daerah Irigasi) Sasak,” kata Dirjen Perikanan Budidaya Air Tawar KKP RI, Slamet Subijakto.
Slamet sendiri mengaku tak percaya dengan sambutan dalam acara pemberian bantuan benih ikan yang istimewa di Kabupaten Bogor. Apalagi UPP Mina Kahuripan menjadi juara nasional dalam lomba Minapolitan tahun 2015.
“Saya selalu bersyiar di daerah lain untuk datang dan belajar ke Bogor karena Minapolitan di Bogor telah mandiri dan menjadi percontohan nasional dan telah berhasil di semua aspek minapolitan. Oleh karena itu, bantuan ini harus dipelihara sebaik-baiknya sampai beranakpinak dan menguntungkan bagi masyarakat,” ujar Slamet yang berpembawaan low profile ini.
Dengan begitu Minapolitan ini dapat ditiru masyarakat lain di wilayah Kabupaten Bogor termasuk di daerah lain di luar Kabupaten Bogor.
Slamet juga bertekad akan membantu permodalan seperti yang diutarakan Komisi IV DPR RI dan Ketua UPP Mina Kahuripan. Namun dengan skema pembuatan kelompok pembuat pakan mandiri dalam menyukseskan Gerakan Pakan Ikan Mandiri (GERPARI).
“Dengan kesuksesan ini kami pasti akan meningkatkan anggaran karena bantuan-bantuan ini tersalurkan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Jadi yang dikasih senang yang ngasih pun senang,” ujar Slamet.
Jika perlu, lanjut Slamet bantuan mesin pembuat pakan itu akan ditingkatkan dengan kapasitaz 2 ton per jam dari yang sebelumnya hanya 2 kwintal per jam. Slamet menjelaskan nantinya akan ada bantuan bagi Kelompok Pembuat Pakan Mandiri (Pokanri) sehingga ada kontinuitas bahan baku pembuat pakan ikan.
“Jadi pokdakan tak lagi pusing soal bahan baku ikan pembuat pakan ikan. Sehingga kami harapkan makin banyak tenaga kerja yang terserap di sektor ikan budidaya ini,” tegas Slamet.
Untuk produk pakan ikan dari Pokanri ini, Slamet juga siap memberi kemudahan dalam register produk pakan ikan sehingga kualitasnya bersaing dengan produk impor yang saat ini mendominasi pasar.
“Sehingga UPP bisa beli bahan baku sampai 10 ton. Termasuk dengan mesin pencacah eceng gondok dan mesin penepungan eceng gondok untuk bahanbaku pakan. Ini yang diinginkan dari kemandirian pakan dan kemandirian usaha dalam mengurangi import pupuk ikan. Mengurangi bahan baku penyusun pakan ikan. Yang penting pakan ini berkualitas sesuai SNI dan tak kalah kualitas dgn produsen pakan impor,” tandas Slamet. (die)