Kang Uu Prihatin Terhadap Anak-anak SD Hendak Tawuran Dengan Membawa Sajam

Bogor – Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut 1, Uu Ruzhanul Ulum merasa prihatin atas peristiwa tertangkapnya anak-anak usia SD yang nyaris tawuran dengan menggunakan senjata tajam, di Purwakarta pada 20 April 2018 kemarin.

Menurutnya, kurangnya pendidikan keagamaan dan pendidkan keluarga pada anak-anak membuat emosional mereka tidak stabil.

Kang Uu, sapaan akrab mantan Bupati Tasikmalaya dua periode ini mengungkapkan hal itu terkait peristiwa anak-anak usia SD yang nyaris tawuran dengan senjata tajam.

Polsek Purwakarta mengamankan 15 pelajar SD 1 Sindangkasih, kelas 5 dan 6 yang hendak tawuran di Kampung Baranang Siang RT 59/16, Kelurahan Sindangkasih, Purwakarta.

Mereka membawa senjata tajam, antara lain parang, celurit, dan golok saat hendak tawuran, menyerang pelajar lainnya di SD 6 Sindangkasih.

Menurut Kang Uu, peristiwa itu sangat luar biasa, mengingat mereka masih usia belia. Beruntung kepolisian mencium rencana tawuran tersebut, sehingga berhasil digagalkan.

“Dengan adanya peristiwa itu, kita diingatkan tentang bagaimana memberikan perhatian dan Pendidikan kepada anak-anak kita. Anak tidak cukup anak diberi Pendidikan duniawi saja, seperti sekolah, tapi juga dibutuhkan pendidikan uhkrowi, yang sifatnya fardhu ain, yakni Pendidikan tentang keakheratan,” kata Kang Uu ketika berkunjung ke Bogor, kemarin.

Ia menjelaskan, jika anak diberikan Pendidikan multi dimensi, yakni Pendidikan keagamaan dan ukhrowi atau keakheratan, seperti Pendidikan sholat, mengaji, dan ahlak yang mulia, maka akan melahirkan generasi yang tidak sekadar cerdas, tapi juga soleh dan soleha.

Pendidikan suri tauladan, lanjut Kang Uu, juga harus diperkenalkan kepada anak dari keluarga. Pendidikan awal dan utama pada anak berasal dari keluarga. Anak tidak cukup diberi Pendidikan tekstual, tapi juga harus kontekstual, yakni teladan.

“Kalau sekrang kan banyak orang tua suka memarahi anaknya jika raportnya jelek, tapi tidak pernah menegur ketika anaknya tidak sholat, tidak puasa, dan tidak ngaji,” ujar cucu ulama besar KH. Choer Affandi, pendiri Pesantren Miftahul Huda Tasikmalaya ini.

Untuk program anak-anak, pasangan Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum (Rindu) memiliki program magrib mengaji. Anak-anak wajib ke masjid saat magrib, untuk sholat, mengaji dan belajar tentang ahlak yang baik.

Karena itu, program Rindu adalah untuk keseimbangan antara Pendidikan duniawi dan ukhrowi untuk anak-anak.

Kang Uu juga mengingatkan bahwa pendidikan usia dini seperti PAUD dan TK itu sifatnya sekunder. Justru jika orang tua punya waktu di rumah, sebaiknya Pendidikan agama dan ahlak diajarkan langsung oleh ibunya.

“Sentuhan kasih sayang dan ajaran dari ibunya akan melekat dan membuat hubungan emosional yang baik antara orang tua dan anak sekaligus membuat karakter dan ahlak anak lebih mulia,” jelas peraih Satyalencana 2016 dari Presiden Joko Widodo ini. (adi/**)

ARTIKEL REKOMENDASI