BOGORONLINE.com, Kota Bogor – Pemerintah Kota Bogor saat ini menargetkan Kota Bogor sebagai kota vaksinasi. Hal tersebut terungkap dalam rapat Forkopimda yang digelar di Taman Ekspresi, pada Jumat (13/8/2021). Untuk merealisasikan target tersebut, Anggota DPRD Kota Bogor Endah Purwanti meminta Pemkot Bogor untuk menjemput bola dengan mendekatkan sentra vaksinasi di wilayah.
“Program vaksinasi ini bisa didekatkan ke wilayah. Seperti yang saya sarankan dari pekan lalu, bagaimana proses pendataan di RW dan menyasar wilayah pinggiran. Seperti Cimahpar, Tarikolot dan beberapa wilayah di Kecamatan Bogor Selatan. Ini harapannya bisa dioptimalkan dengan layanan ke wilayah seperti halnya imunisasi,” ujar Endah dalam rapat Forkopimda.
Sedangkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, Endah menyarankan agar masyarakat yang mengikuti program vaksinasi diberikan penghargaan berupa beras atau sembako yang bisa dikerjasamakan dengan bank beras milik Kodim 0606/ Kota Bogor.
buy tadalafil online https://annalsofhealthresearch.com/lib/pkp/includes/php/tadalafil.html no prescription
“TNI saat ini memiliki 250 ton beras yang bisa disalurkan kepada warga yang ada di pinggiran Kota Bogor yang ingin mengikuti vaksinasi dan ini bisa merangsang keinginan warga untuk mengikuti vaksinasi,” lanjut Endah.
Kemudian terkait adanya temuan kasus kematian pasca vaksinasi, Endah meminta kepada Dinas Kesehatan agar melakukan observasi lebih lanjut. Sebab, dari kasus yang ditemukan oleh Endah, dimana seorang anak berusia 14 tahun meninggal dunia setelah divaksin dan mengalami demam selama tiga hari berturut-turut.
“Ini tolong di perhatikan lagi untuk diobservasi. Karena ketika keluarga sudah komunikasi ke puskesmas, puskesmas hanya menjawab itu reaksi biasa. Harapannya ada respon yang cepat di puskesmas. Paling tidak diberikan obat atau edukasi,” kata Endah.
Terakhir, Endah juga meminta agar Pemkot Bogor lebih memerhatikan angka kematian. Sebab, menurutnya, saat ini tingkat angka kematian akibat isoman cukup tinggi. Hal ini salahsatunya disebabkan kurangnya edukasi masyarakat terkait varian delta.
Endah pun menjelaskan bahwa gejala yang disebabkan oleh varian delta ini jelas akan tampak pada hari kelima dan harus mendapatkan langsung penanganan dari rumah sakit karena menurunnya kadar oksigen dalam darah.
“Saya berpikir bagaimana kalau perluasan RSUD dijadikan tempat medical check up cepat. Sehingga orang yang isoman bisa diassessment dengan data akurat dan mendapatkan perawatan. Kita lihat kan rata-rata setelah lima hari akan ada gejala dan setelah diperiksa paru-parunya sudah memutih. Inikan terlambat ya. Nah ini harapannya ada program medical check up drive thru atau sepeti apa. Sehingga bisa menekan angka kematian,” pungkasnya. (Hrs)