Budayawan Sujiwo Tedjo mengatakan, “korupsi sudah menjadi budaya bangsa”, dan Mahfud MD pernah mengatakan, “dari hasil pertambangan jika tidak dikorup, ia bisa memberikan setiap orang dari rakyat Indonesia sebesar 20 juta”. ini baru satu sektor pertambangan. Belakangan kita kembali dikejutkasn dengan berita tentang korupsi timah yang mencapai 271 T, jika dibagikan kemasing masing rakyat Indonesia bisa mendapatkan kurang-lebih Rp. 10.000.000. Ketika saya dialog ringan dengan teman kerja, saya bertanya kepadanya: “kira – kira, berapa persen pengaruh korupsi pada kemajuan bangsa?” sambil sejenak merenung, kemudian ia katakan: “hampir 80% kurupsi menghambat kita untuk menjadi negara maju”
Kemarin para calon presiden dipanggil KPK untuk didengar pandangannya tentang korupsi dan strategi apa yang akan dijalankan dalam menghentikan laju korupsi di Indonesia. Semua baru bisa bicara akan. Bisakah yang “akan” dimaksud menghadapi kerasnya sistem dan bebalnya orang orang yang ada didalamnya.
Dalam teori rekayasa sosial, ada permasalahan parsial-individual, dan ada permasalahan yang bersifat general-struktural. Jika permasalahan masih bersifat parsial (terbatas), masih bisa diatasi melalui pendekatan atau anjuran moral dan penegakan hukum. Namun, jika permasalahan sudah general-struktural, diberbagai sisi dan dimensi kehidupan, atau menurut Sujiwo Tedjo sudah membudaya, maka perlu ada rekayasa sosial yang berifat menyeluruh juga. Permasalahan general-struktural tidak mungkin bisa diatasi secara parsial. Untuk itu perlu ada rekayasa sosial yang bersifat general. pilihannya hanya ada dua: reformasi atau revolusi.
Reformasi pernah kita lakukan pada tahun 1989 dengan agenda menghentikan KKN (Kolusi, Korupsi dan Nepotisme). inilah pemantik reformasi. Buah dari reformasi ternyata semakin memperbesar dan memperkuat KKN. Disadari ataupun lengah, reformasi telah gagal membawa bangsa ini untuk lebih maju dan Sejahtera. Jika anjuran moral dan penegakan hukum tidak bisa lagi membendung arus deras korupsi, maka perlu ada cara dan alat baru untuk menghentikannya. Cara dan alat baru itu kini ada ditangan rakyat.