Direktur HAM PBB Mokhiber, mundur karena gagal cegah genosida di Palestina ia, mengajukan surat pengunduran diri pada 28 Oktober lalu. Dalam suratnya kepada Komisaris Tinggi PBB di Jenewa, Volker Turk, Mokhiber kecewa PBB tidak bisa menghentikan genosida yang terjadi di Palestina. “Sekali lagi kita melihat genosida terjadi di depan mata kita dan organisasi yang kita layani tampaknya tidak berdaya untuk menghentikannya,” kata Mokhiber.
Diantara tujuan mulia dan luhur dari dibentuknya PBB yaitu, untuk menjaga dan melindungi keamanan dan perdamaian dunia. Keamanan dan perdamaian akan bersemi kalau keadilan bisa ditegakan. Dari sinilah sering terjadi sebuah ironi, Dimana standar ganda seringkali terjadi yang merugikan sebuah negara, dan kebanyakan negara yang dirugikan dimaksud adalah negara – negara dengan penduduk mayoritas muslim
Ketika kolonialisme dan imperialisme yang dilakukan barat mengalami masa uzur untuk kemudian imperialisme itu bermetamorfosis menjadi Perserikatan Bangsa Bangsa. Inilah imperium barat selanjutnya yang kini mencengkram dunia. Diantara 5 negara pemegang hak veto, tidak ada satu pun negara muslim yang berada didalamnya. Akibatnya, apapun yang menimpa negara muslim akan diperlakukan tidak adil atau justru, melalui PBB imperisliamse itu kembali dilakukan secara legal, sebagaimana yang terjadi pada negara – negara di Timur Tengah. Dan kini kita sedang menyaksikan mereka kembali memungut sampah peradaban yaitu, peperangan dan pembantaian (genosida) yang terjadi di Gaza Palestina. PBB tidak berkutik untuk menghentikannya, padahal seluruh cara dan alat mereka kuasai. Bukankah membiarkan kejahatan sama jahatnya dengan kejahatan itu sendiri, terlebih ia punya kuasa untuk menghentikannya. Lantas buat apa mereka berada? Perserikatan Bangsa Bedebah!
