Cibinong – Warga Bojong Koneng, Kecamatan Babakan Madang, menuntut Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor melakukan gelar perkara, agar kasus sengketa tanah seluas 34 hektar terang benderang, sebelum kasus tersebut dibawa keranah hukum.
“Lahan seluas 34 hektar yang kini diklaim PT. Sentul City, tak pernah kami jual, namun tiba-tiba kepemilikannya ada ditangan Sentul City,” kata warga Desa Bojong Koneng, Deni Gunarja, kepada wartawan Jum’at (25/03).
Tanah yang diklaim Sentul City, kata Deni, luasnya mencapai 34 hektar, selain milik warga, ada sebagian tanah desa yang ikut diaku. “Tanah milik warga tak pernah dipindahtangankan kepada siapa pun termasuk Sentul City (dulu Bukit Sentul-red), kalau pun ada, warga atau pemilik hanya diberi uang muka saja, dan sampai sekarang belum ada pelunasan,” ungkapnya.
Widodo, dari tim Lembaga Konsultan Hukum dan Bantuan Hukum (LKHB) Aliansi Indonesia, yang ditunjuk jadi kuasa hukum warga Bojong Koneng mengatakan, gelar perkara kasus kepemilikan lahan yang diklaim milik Sentul City merupakan tuntuan warga saat menggelar aksi unjuk rasa Kamis (24/03) lalu.
“Dalam gelar perkara nanti, kami minta Sentul City yang mengakuisisi Bukit Sentul menunjukan bukti kepemilikan atas lahan yang diklaim miliknya,” pintanya
Dari informasi yang dihimpun Jurnal Bogor, Sentul City, kabarnya telah menukarguling lahan di Bojong Koneng kesebuah lokasi di Kecamatan Tanjungsari dengan luas 100 hektar. “Tukar guling itu jelas merugikan, karena harga tanah di Bojong Koneng dengan di Tanjungsari seperti bumi dan langit,lagi pula mana bisa desa atau warga memanfaatkan lahan yang ada di Tanjungsari, karena jaraknya juga cukup jauh,” ungkapnya.
Kepala Seksi Permasalahan Tanah, Kantor Pertanahan Nasional Kabupaten Bogor Ispriadi mengaku siap mengakan gelar perkara. “Kami minta warga Bojong Koneng membuat surat resmi serta menyiapkan berkas-berkas yang diperlukan. Nanti setelah lengkap, kami siap menggelar perkara kasus tanah di Bojong Koneng bersama pihak PT. Sentul City,” tegasnya. (zah)
