Cibinong – bogoronline.com – Proyek pembangunan taman di areal Jalan Lingkar Stadion Pakansari, yang pekerjaannya dipercayakan pada rekanan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) makin disorot sejumlah pihak, termasuk Komisi III DPRD.
Kendati nilainya proyeknya kecil, namun untuk ukuran pembuatan taman dengan obyek utama penanaman pohon pelindung nilainya cukup besar. “Yang kita sayangkan, DKP teu inovatif dan tak memiliki rasa seni, masa untuk peneduh jalan, pohon yang ditanam jenis palem botol,” kata Ketua Komisi III DPRD Wawan Haikal Kurdi, kepada wartawan, Rabu (07/09).
Menurut Wawan, penggunaan pohon palem, untuk tanaman peneduh jalan sudah ditinggalkan, karena pohon jenis itu rawan tumbang dan terkena petir. Parahnya lagi, pohon palem tidak memiliki daun yang rindang untuk peneduh jalan.
“Kami setuju, Jalan Lingkar Stadion Pakansari, dipercantik dengan taman, tapi jangan menggunakan pohon palem atuh. Kan banyak pohon lain yang lebih tahan terhadap terjangan angin dan petir,” ujarnya.
Wawan pada bagian lain pun mengkritisi taman-taman yang dibangun DKP, diantaranya, taman yang berada di samping Masjib Baitul Faidzin. Padahal taman yang dibangun pada masa DKP dipimpin Rosadi Saparodin itu, menelan anggaran hingga miliaran rupiah.
“Taman yang dilengkapi dengan bangunan yang difungsikan sebagai perpustakaan, pusat jajanan atau kuliner, kini fungsinya hanya sebatas ruang terbuka hijau saja,” sindirnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pertamanan, Dinas Kebersihan dan Pertaman, Nunung Toyibah berkilah, pohon palem yang dijadikan tanaman pelindung Jalan Lingkar Stadion Pakansari bukan jenis pohon rawan tumbang. “Kata siapa bos, pohon palem rawan tumbang,” ujarnya melalui layanan pesan singkatnya.
Namun Nunung, tak lagi mau membalas, saat Jurnal Bogor menunjukan bukti, banyak pohon palem yang ditanam di areal Gedung DPRD yang ditebang, lantaran mati terkena sambaran petir. (zahra)