Bocah Hydrocephalus Asal Bogor, Diabaikan Pemerintah

CIJERUK- Bocah penderita hydrocephalus, Muhammad Irgi Fahrezi (14), warga Kampung Totopong RT05/01, Desa Cipicung, Kecamatan Cijeruk, harus tergolek lemas di atas kasur, tidak dapat bicara apalagi berjalan.

Penglihatannya pun mulai kabur dan tungkai bawahnya kaku karena tak pernah bergerak, akibat penyakit yang dideritanya sejak usia 4 bulan.

Irgi diasuh oleh neneknya, Rukoyah, usai ibu kandungnya, Rismawati meninggal kala Irgi berumur satu tahun. Sementara sang ayah entah dimana keberadaannya.

Rukoyah menceritakan, awalnya Irgi lahir dalam keadaan sehat. Namun, menginjak usia empat bulan, cucunya itu terserang panas hingga dibawa ke dokter dan didiagnosa hydrocephalus.

“Dokter menyarankan harus dirawat karena ada gumpalan cairan di kepalanya. Pas umur 1 tahun, sempat dibawa ke RSUD Ciawi. Tapi, waktu mau dirawat di RS PMI harus ada uang Rp 20 juta,” kata Rukoyah, Jumat (22/12/2016).

Karena tidak memiliki uang sebesar itu, orang tua Irgi terpaksa membawanya pulang dan merawatnya dirumah. “Waktu itu Jamkesda atau Jamkesmas belum ada,” kata Rukoyah.

Alih-alih sembuh, penyakit Irgi justru bertambah parah dan berat badannya semakin menyusut. Semakin parah usai ibunya meninggal dan bapaknya kabur, kepala Irgi kian membesar dan kaki serta kedua tangannya tidak bisa bergerak.

Rukoyah pun hanya bisa pasrah dan berharap adanya keajaiban dari sang maha kuasa. “Buat makan saja susah, apalagi buat berobat,” ucapnya.

Dulu, kata Rukoyah, beberapa orang dari pemerintah desa dan kecamatan sempat datang dan berjanji akan memfasilitasi agar cucunya dirawat dan beroperasi.

“Kalau Irgi bisa hidup normal dan sehat seperti anak-anak yang lain, pasti senang. Tapi jujur saja kalau harus dirawat di rumah sakit saya tidak punya biaya,” kata dia.

Rukoyah berharap, ada pihak yang mau membantu memfasilitasi demi kesembuhan cucu kesayangannya itu. (cex)

ARTIKEL REKOMENDASI