bogoronline.com, Cibinong – Kontribusi BUMD Kabupaten Bogor terhadap pendapatan asli daerah (PAD) masih sangat rendah. Dari total PAD sebesar Rp2,2 Triliun, lima BUMD milik Kabupaten Bogor hanya menyumbang 1,7 persen atau Rp37,5 miliar. padahal setiap tahun ratusan miliar digontorkan dari APBD untuk memodali badan usaha tersebut.
Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Bogor, Yuyud Wahyudin mengatakan, kontribusi yang hanya 1,7 persen tentu saja sangat tidak ideal mengingat sebagai badan usaha, BUMD harusnya memberikan keuntungan bagi daerah dan berkontribusi dalam meningkatkan PAD. “sekarang ini PAD kita didominasi dari pajak daerah dan retribusi daerah, dari BUMD kecil sekali hanya 1,7 persen,” ujarnya, ditengah diskusi publik bertajuk Outlook 2017 Evaluasi dan Proyeksi Pembangunan Kabupaten Bogor Menuju Kabupaten Termaju di Indonesia dengan topik bahasan Peran dan Kontribusi BUMD terhadap PAD Kabupaten Bogor.
Yuyud mengingatkan, untuk mencapai visi Kabupaten termaju, Kabupaten Bogor harus berusaha menjadi yang tertinggi dari sektor PAD dibanding dengan Kabupaten lain. untuk itu, BUMD harus memberikan kontribusi yang lebih baik lagi. “kita tidak bisa menggantungkan pendapatan hanya dari sektor pajak,” imbuhnya.
Pengamat Ekonomi Universitas Ibnu Khaldun, Muhammad Azis Firdaus mengatakan, ada banyak persoalan yang menjadi masalah BUMD di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor. yang pertama, sampai saat ini, BUMD dipahami sebagai instansi layanan publik. “indikasi setiap tahun anggaran selalu ada PMP (penyertaan modal perusahaan) dengan harapan ada sumber pendapatan,” katanya.
Alih-alih mendapat untung, keberadaan BUMD, sambung Firdaus, malah menjadi beban keuangan daerah. “malah jadi benalu APBD, diberi modal tiap tahun tapi ujung-ujungnya bangkrut,” kata dia.
Masalah lainnya, BUMD tidak dikelola secara profesional, BUMD hanya jadi “tempat penampungan” tim sukses, kerabat, keluarga dari penguasa baik eksekutif maupun legislatif serta tempat “parkir” atlit berprestasi. “tidak ada pertimbangan kompetensi, kepentingan politiknya terlalu tinggi,” tandasnya (ful)