Cibinong Water Front City, Menuju Kota Ramah Air

CIBINONG-

Air, sebagai sumber kehidupan selalu menarik untuk dibahas. Air yang selayaknya sebagai sahabat karena memberikan jasa bagi seluruh mahkluk hidup terutama manusia, sering kali menjadi ancaman baik di musim kemarau karena kekeringan dan di musim hujan yang menyebabkan kebanjiran. Sehingga kedepan diperlukan manajemen yang baik dalam memperlakukan air. Kabupaten Bogor sebagai wilayah yang dikarunia air hujan yang berlimpah, sudah sepatutnya bisa memanen air hujan ini selain untuk kebutuhan air baku, tetapi juga untuk kesimbangan lingkungan, ameliorasi iklim , konservasi keragaman sumberdaya hayati, serta keindahan lingkungan. Dalam kesempatan tersebut Departemen Arsitektur Lanskap- Fakultas Pertanian IPB, mengadakan ekspose karya mahasiswa S1 dan S2 dalam tema Cibinong Water Front City & Sentul City Menuju Kota Ramah Air, yang dihadiri secara langsung oleh Bupati Bogor, Hj. Nurhayanti yang bertempat di ruang serbaguna 1 Gedung Sekretariat Daeraha pada Senin, (10/7).

Dalam sambutannya Bupati Bogor, Nurhayanti mengatakan Situ Front City merupakan perencanaan berbasis sumber daya alam yang dibuat untuk membangun brand atau citra Kabupaten Bogor yang berwawasan lingkungan. Dimulai dari tahun 2014, tahap awal kajian dan implementasi dimulai dari cibinong sebagai ibu kota Kabupaten Bogor dan pusat kegiatan wilayah. Nantinya visi ini diimplementasikan ke seluruh situ dengan karakter tersendiri. Tidak luput juga diantaranya pengembangan kawasan sentul city yang juga memiliki prinsip pembangunan berkelanjutan. “Situ front city sebagai konsep desain membutuhkan konsep yang matang dan terintegrasi serta didukung oleh semua pihak, kajian ini tentunya memperkuat argumentasi terhadap produk-produk perencanaan yang telah di inisiasi oleh Bappedalitbang serta memberikan arahan pengembangan yang implementatif,” katanya.

Nurhayanti juga memberikan tanggapan untuk disikapi oleh semua pihak dalam mewujudkan situ front city yakni untuk mewujudkan situ front city sebagai water sensitive city, diperlukan dukungan kebijakan mengingat bahwa lokasi ini merupakan salah satu daerahyang mempunyai nilai lahan tinggi, rentan terhadap tekanan pembangunan serta keterbatasan pendanaan Pemerintah. Lebih lanjut lagi, diperlukan penilaian terhadap indicator manfaat baik sisi lingkungan maupaun sosial sebagai tolok ukur pencapaian. “Kami berterima kasih atas masukan ide ide baru disampaikan seperti taman hujan, menara observasi ekologis, jembatan penyebarangan fauna, maupun green controller,” tambahnya.

Selanjutnya, Bupati Bogor mengatakan kajian biodiversitas merupakan hal baru yang sangat menarik dan kami apresiasi mendalam. Diharapkan kajian tersebut dipertajam meliputi observasi lebih lanjut terhadap flora dan fauna yang terdapat di Cibinong, terutama keanakaragaman ekologi perairan,  dibutuhkan strategi yang dapat implementasikan untuk kegiatan memperkaya dan mengkonservasi hal tersebut. “Pengembangan kawasan ini membutuhkan strategi dan model untuk mendorong perubahan paradigma masyarakat, terutama berkaitan dengan sikap dan perilaku masyarakat terhadap lingkungan,” ungkapnya.

Masih kata Bupati Bogor, Situ Front City sebagai konsep desain, aspek tertentu perlu penajaman. Penajaman tersebut dapat dilakuakn dengan berbagai pendekatan, termasuk salah satunya dengan konsep water sensitive city. Berkaitan dengan hal tersebut, pengendalian keseimbangan muka air danau menjadi hal perlu diperhatikan cukup serius, karena satu sisi jika air berlebih dapat menimbulkan banjir sedangkan jika musim kering akabn memberikan dampak signifikam. Kajian dan penelitian terhadap siklus tata air dan volume air sangat dibutuhkan untuk menghasulkan solusi yang komprehensif.(Diskominfo/rul)

ARTIKEL REKOMENDASI